MEMENUHI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH METODE
PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
METODE QIRA’ATI
DI SUSUN
OLEH:
IRHAM PUTRA
DOSEN PEMBIMBING
SODIKIN, M.A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN),GAJAH
PUTIH TAKENGON TAHUN 2013/2014
PEMBAHASAN
METODE
QIRA’ATY
A.
Pengertian Metode
Qira’aty
Metode Qiraati adalah suatu metode
membaca Al-Qur’an yang
langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
dengan qoidah ilmu tajwid. Metode Qiraati merupakan metode yang yang bisa
dikatakan metode membaca Al-Qur’an yang ada di Indonesia, yang terlepas dari pengaruh
Arab. Metode ini pertama kali disusun pada tahun 1963, hanya saja pada waktu
itu buku metode Qiraati belum disusun secra baik.
B.
Penyusunnya dan Pembelajaran Secara
Umum
a. Penyusunnya
Pembelajaran Secara Umum
Metode
baca al-Qur’an Qira’ati ditemukan KH. Dachlan Salim Zarkasyi (w. 2001 M) dari
Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini
memungkinkan anak-anak mempelajari al-Qur’an secara cepat dan mudah.
Kiai Dachlan yang mulai mengajar
al-Qur’an pada 1963, merasa metode baca al-Qur’an yang ada belum memadai.
Misalnya metode Qa’idah Baghdadiyah dari Baghdad Irak, yang dianggap metode
tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil
(jelas dan tepat). Kiai Dachlan kemudian menerbitkan enam jilid buku Pelajaran
Membaca al-Qur’an untuk TK al-Qur’an untuk anak usia 4-6 tahun pada l Juli
1986. Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dachlan berwasiat, supaya tidak
sembarang orang mengajarkan metode Qira’ati. Tapi semua orang boleh diajar
dengan metode Qira’ati.
Adapun amaliah yang harus dilakukan
oleh semua pendidik, diantaranya ;
1. Niat ikhlas dan bersabar Seorang pendidik harus
senantiasa memiliki keikhlasan hati dan sepenuh hati dalam mengajarkan Al
Qur’an karena ini sudah merupakan tanggung jawab seorang muslim agar
mendapatkan great yang baik dihadapan Alloh semata. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW ; ”Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah yang mau belajar Al
Qur’an dan mau mengajarkannya”. Seorang pendidik harus menghilangkan
niatan-niatan yang menginginkan keduniawian. Karena Alloh sendiri yang akan
memberikan balasan bagi hambanya yang mau berjuang dijalan Nya. Niatan yang
salah meskipun hanya kecil akan menjadi penghambat bagi seseorang dalam
berdakwah. Sekiranya usaha tersebut di rasa sudah maksimal maka yang terakhir
di lakukan adalah bersabar. Bersabar dalam arti tidak berputus asa dengan hasil
yang ada. Namun selalu melakukan evaluasi dan peningkatan mutu selanjutnya.
2. Rajin melaksanakan sholat tahajjud Di samping sholat
fardlu dengan tertib maka seorang pendidik hendaknya rajin melaksanakan sholat
tahajjud. Sikap senantiasa bermunahajat kepada Khaliqnya harus ada pada setiap
diri pendidik. Semua persoalan dikembalikan kepada Khaliqnya. Tak bosan-bosan
untuk selalu mendoakan para santrinya dan kemudahan-kemudahan untuk menjalankan
aktifitas kesehariannya. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan jasmani
semata, namun memiliki ghiroh untuk ; Mengajar, Mendidik, Membimbing dan
Mendoakan [4 M]. Suri tauladan yang baik harus senantiasa ditampilkan di
hadapan para anak didiknya.
3. Rajin tadarus Tadarus atau baca Al Qur’an hendaknya di
lakukan setiap hari dan setiap saat. Banyak waktu yang dapat digunakan oleh
para pendidik untuk selalu tadarus dimanapun berada. Di sekolah tadarus dapat
dilakukan dengan kepala sekolah, dengan koordinator cabang, wilayah maupun
pusat. Hal ini dapat membantu guru untuk lebih lancar, fasih dan mantap dalam
memahami metode Qiro’ati.
b. Tujuan Metode
Qiraati
1.
Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Quran
(dari segi bacaan tartil sesuai dengan kaidah tajwid)
- Menyebarkan
Ilmu Bacaan Al-Quran yang benar dengan cara yang benar
- Mengingatkan
para guru Al-Quran agar berhati-hati dalam mengajarkan Al-Quran
- Meningkatkan
kualitas pendidikan atau pengajaran Al-Quran
C.
Target Qiraati
Murid mampu membaca Al-Quran secara
tartil sesuai dengan Kaidah Tajwid yang telah dicontohkan dan diajarkan
Rasulullah Muhammad Saw. secara mutawatir dengan uraian sebagai berikut:
Dalam waktu -/+ 2 tahun anak-anak
sudah mampu khatam 30 juz (binnazhar.
1. Makhraj sebaik mungkin
- Mampu
membaca Al-Quran dengan bacaan yang bertajwid
- Mengenal
bacaan gharib dan musykilat (bacaan-bacaan yang asing)
- Hafal
(faham) ilmu tajwid praktis
- Mengerti
shalat, bacaan dan praktisnya
- Hafal
surat-surat pendek minimal sampai Surah Adh-Dhuha
- Hafal
doa-doa pendek
- Mampu menulis Arab dengan baik dan benar
D.
Aturan Metode Qiraati
a. Membaca langsung tanpa mengeja
- Praktek bacaan bertajwid
secara mudah dan praktis
- Susunan materi bertahap dan
berkesinambungan
- Materi disusun dengan “Sistem
Modul/Paket”
- Banyak latihan membaca (drill)
- Belajar sesuai dengan kesiapan
dan kemampuan murid
- Evaluasi setiap pertemuan
- Belajar dan mengajar secara
“Talaqqi – Musyafahah”
- Guru Pengajarnya harus
ditashih (Ijasah billisani)
E.
Prinsip Dasar Metode Qiraati
Prinsip bagi Guru:
1.
DAKTUN (Tidak-boleh-Menuntun)
- TIWASGAS
(Teliti-Waspada-Tegas)
Prinsip bagi Murid:
1.
CBSA+M (Cara-Belajar-Siswa-Aktif dan Mandiri)
- LCTB
(Lancar : Cepat, Tepat dan Benar).
F.
Filosofi Metode Qiraati
a. Sampaikan materi pelajaran secara
praktis, simpel dan sederhana (mudah dipahami oleh murid), jangan terlalu rumit
dan berbelit-belit (Imam Ghazali)
b. Berikan materi pelajaran secara
bertahap, dengan penuh kesabaran (K.H. Arwani Amin, AH.)
- Jangan mengajarkan yang salah
kepada anak-anak, karena mengajarkan yang benar itu mudah (K.H. Dachlan
SZ.)
G.
Pola/Langkah-langkah Pengajarannya dan Penerapannya
Sistem dan Strategi Metode Qiraati
Sistem pengajaran membaca Al-Qur’an
Metode Qiraati sebagai
berikut:
1. Langsung membaca huruf-huruf
hijaiyah yang berharokat tanpa Mmengeja.
2. Langsung praktek bacaan bertajwid
dimulai dari yang mudah dan cara yang mudah.
3. Belajar dengan sistem modul. Mulai
dari modul yang rendah sampai modul tinggi dan diselesaikan secara bertahap.
4. Belajar secara berulang-ulang dari
pokok bahasan sampai latihan yang banyak.
5. Belajar sesuai kemampuan. Guru
menaikkan halaman disesuaikan dengan kemampuan dan kecepatan membaca dengan
baik dan benar.
6. Siswa belajar dengan petunjuk guru
dan membaca contoh dengan
tepat. Selanjutnya siswa membaca
sendiri berdasarkan contoh yang diberikan guru, Siswa membaca tanpa tuntunan
guru.
7. Waktu belajar 60 menit.
Metodologi
: Qira`ati
Jam
belajar : Pukul 15.30 hingga 16.30 WIB, setiap hari Senin hingga Sabtu
Tahap
|
Materi
|
Keterangan
|
|
I
|
Pembukaan (Pengkondisian santri)
|
Persiapan, membaca al-Fatihah dan
do’a-doa untuk menuntut ilmu
|
Bersama-sama
|
II
|
Belajar baca Qur`an dengan
metodologi Qira`ati
|
Buku Qira`ati jilid I-VI
|
Dalam kelompok/
Kelas
qira`ati
|
III
|
Pembiasaan Shalat
|
Praktik shalat
|
Bersama-sama
|
IV
|
Materi Tambahan
|
Surat-surat pendek (Senin), Do’a
(Selasa), Bahasa Arab/Inggris (Rabu), Fiqh (Kamis), Hadits (Jum’at), Kesenian
[tari/kaligrafi/ tartil] (Sabtu)
|
Dalam kelompok sesuai umur
|
V
|
Penutupan
|
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode Qiraati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung
memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid.
ü Tujuan Metode Qiraati
Menjaga
dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Quran (dari segi bacaan tartil sesuai
dengan kaidah tajwid)
ü Target Qiraati
Murid mampu membaca Al-Quran secara
tartil sesuai dengan Kaidah Tajwid yang telah dicontohkan dan diajarkan
Rasulullah Muhammad Saw.
B.
Saran
Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam proses
pembelajaran, terutama kami sebagai pemakalah. Kami sadari makalah
kami ini masih banyak kekurangan untuk itu kami mohon kritik dan saran dari
teman-teman semua terutama dosen pembimbing atas kritik dan sarannya kami
ucapkan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar