Selasa, 12 Desember 2017

METODE QIRA’ATI

MEMENUHI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
METODE QIRA’ATI
DI SUSUN
OLEH:
IRHAM PUTRA
                                               
DOSEN PEMBIMBING
SODIKIN, M.A




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN),GAJAH PUTIH TAKENGON TAHUN  2013/2014


    PEMBAHASAN
          METODE QIRA’ATY
A.     Pengertian Metode Qira’aty
Metode Qiraati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang
langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid. Metode Qiraati merupakan metode yang yang bisa dikatakan metode membaca Al-Qur’an yang ada di Indonesia, yang terlepas dari pengaruh Arab. Metode ini pertama kali disusun pada tahun 1963, hanya saja pada waktu itu buku metode Qiraati belum disusun secra baik.
B.          Penyusunnya dan Pembelajaran Secara Umum
a.       Penyusunnya Pembelajaran Secara Umum
Metode baca al-Qur’an Qira’ati ditemukan KH. Dachlan Salim Zarkasyi (w. 2001 M) dari Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari al-Qur’an secara cepat dan mudah.

Kiai Dachlan yang mulai mengajar al-Qur’an pada 1963, merasa metode baca al-Qur’an yang ada belum memadai. Misalnya metode Qa’idah Baghdadiyah dari Baghdad Irak, yang dianggap metode tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil (jelas dan tepat). Kiai Dachlan kemudian menerbitkan enam jilid buku Pelajaran Membaca al-Qur’an untuk TK al-Qur’an untuk anak usia 4-6 tahun pada l Juli 1986. Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dachlan berwasiat, supaya tidak sembarang orang mengajarkan metode Qira’ati. Tapi semua orang boleh diajar dengan metode Qira’ati.
Adapun amaliah yang harus dilakukan oleh semua pendidik, diantaranya ;
1. Niat ikhlas dan bersabar Seorang pendidik harus senantiasa memiliki keikhlasan hati dan sepenuh hati dalam mengajarkan Al Qur’an karena ini sudah merupakan tanggung jawab seorang muslim agar mendapatkan great yang baik dihadapan Alloh semata. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ; ”Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah yang mau belajar Al Qur’an dan mau mengajarkannya”. Seorang pendidik harus menghilangkan niatan-niatan yang menginginkan keduniawian. Karena Alloh sendiri yang akan memberikan balasan bagi hambanya yang mau berjuang dijalan Nya. Niatan yang salah meskipun hanya kecil akan menjadi penghambat bagi seseorang dalam berdakwah. Sekiranya usaha tersebut di rasa sudah maksimal maka yang terakhir di lakukan adalah bersabar. Bersabar dalam arti tidak berputus asa dengan hasil yang ada. Namun selalu melakukan evaluasi dan peningkatan mutu selanjutnya.
2. Rajin melaksanakan sholat tahajjud Di samping sholat fardlu dengan tertib maka seorang pendidik hendaknya rajin melaksanakan sholat tahajjud. Sikap senantiasa bermunahajat kepada Khaliqnya harus ada pada setiap diri pendidik. Semua persoalan dikembalikan kepada Khaliqnya. Tak bosan-bosan untuk selalu mendoakan para santrinya dan kemudahan-kemudahan untuk menjalankan aktifitas kesehariannya. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan jasmani semata, namun memiliki ghiroh untuk ; Mengajar, Mendidik, Membimbing dan Mendoakan [4 M]. Suri tauladan yang baik harus senantiasa ditampilkan di hadapan para anak didiknya.
3. Rajin tadarus Tadarus atau baca Al Qur’an hendaknya di lakukan setiap hari dan setiap saat. Banyak waktu yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk selalu tadarus dimanapun berada. Di sekolah tadarus dapat dilakukan dengan kepala sekolah, dengan koordinator cabang, wilayah maupun pusat. Hal ini dapat membantu guru untuk lebih lancar, fasih dan mantap dalam memahami metode Qiro’ati.
b. Tujuan Metode Qiraati
1.       Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Quran (dari segi bacaan tartil sesuai dengan kaidah tajwid)
  1. Menyebarkan Ilmu Bacaan Al-Quran yang benar dengan cara yang benar
  2. Mengingatkan para guru Al-Quran agar berhati-hati dalam mengajarkan Al-Quran
  3. Meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran Al-Quran
C.     Target Qiraati
Murid mampu membaca Al-Quran secara tartil sesuai dengan Kaidah Tajwid yang telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad Saw. secara mutawatir dengan uraian sebagai berikut:
Dalam waktu -/+ 2 tahun anak-anak sudah mampu khatam 30 juz (binnazhar.
1.      Makhraj sebaik mungkin
  1. Mampu membaca Al-Quran dengan bacaan yang bertajwid
  2. Mengenal bacaan gharib dan musykilat (bacaan-bacaan yang asing)
  3. Hafal (faham) ilmu tajwid praktis
  4. Mengerti shalat, bacaan dan praktisnya
  5. Hafal surat-surat pendek minimal sampai Surah Adh-Dhuha
  6. Hafal doa-doa pendek
  7. Mampu menulis Arab dengan baik dan benar
D.    Aturan Metode Qiraati
a.       Membaca langsung tanpa mengeja
    1. Praktek bacaan bertajwid secara mudah dan praktis
    2. Susunan materi bertahap dan berkesinambungan
    3. Materi disusun dengan “Sistem Modul/Paket”
    4. Banyak latihan membaca (drill)
    5. Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan murid
    6. Evaluasi setiap pertemuan
    7. Belajar dan mengajar secara “Talaqqi – Musyafahah”
    8. Guru Pengajarnya harus ditashih (Ijasah billisani)
E.     Prinsip Dasar Metode Qiraati
Prinsip bagi Guru:
1.       DAKTUN (Tidak-boleh-Menuntun)
  1. TIWASGAS (Teliti-Waspada-Tegas)
Prinsip bagi Murid:
1.       CBSA+M (Cara-Belajar-Siswa-Aktif dan Mandiri)
  1. LCTB (Lancar : Cepat, Tepat dan Benar).
F.       Filosofi Metode Qiraati
a.       Sampaikan materi pelajaran secara praktis, simpel dan sederhana (mudah dipahami oleh murid), jangan terlalu rumit dan berbelit-belit (Imam Ghazali)
b.      Berikan materi pelajaran secara bertahap, dengan penuh kesabaran (K.H. Arwani Amin, AH.)
    1. Jangan mengajarkan yang salah kepada anak-anak, karena mengajarkan yang benar itu mudah (K.H. Dachlan SZ.)
G.    Pola/Langkah-langkah Pengajarannya dan Penerapannya
Sistem dan Strategi Metode Qiraati
Sistem pengajaran membaca Al-Qur’an Metode Qiraati sebagai
berikut:
1.      Langsung membaca huruf-huruf hijaiyah yang berharokat tanpa Mmengeja.
2.      Langsung praktek bacaan bertajwid dimulai dari yang mudah dan cara yang mudah.
3.      Belajar dengan sistem modul. Mulai dari modul yang rendah sampai modul tinggi dan diselesaikan secara bertahap.
4.      Belajar secara berulang-ulang dari pokok bahasan sampai latihan yang banyak.
5.      Belajar sesuai kemampuan. Guru menaikkan halaman disesuaikan dengan kemampuan dan kecepatan membaca dengan baik dan benar.
6.      Siswa belajar dengan petunjuk guru dan membaca contoh dengan
tepat. Selanjutnya siswa membaca sendiri berdasarkan contoh yang diberikan guru, Siswa membaca tanpa tuntunan guru.
7.      Waktu belajar 60 menit.
Metodologi : Qira`ati
Jam belajar : Pukul 15.30 hingga 16.30 WIB, setiap hari Senin hingga  Sabtu
Tahap
Materi
Keterangan
I
Pembukaan (Pengkondisian santri)
Persiapan, membaca al-Fatihah dan do’a-doa untuk menuntut ilmu
Bersama-sama
II
Belajar baca Qur`an dengan metodologi Qira`ati
Buku Qira`ati  jilid I-VI
Dalam kelompok/
Kelas qira`ati
III
Pembiasaan Shalat
Praktik shalat
Bersama-sama
IV
Materi Tambahan
Surat-surat pendek (Senin), Do’a (Selasa), Bahasa Arab/Inggris (Rabu), Fiqh (Kamis), Hadits (Jum’at), Kesenian [tari/kaligrafi/ tartil] (Sabtu)
Dalam kelompok sesuai umur
V
Penutupan

PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Metode Qiraati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid.
ü  Tujuan Metode Qiraati
Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian Al-Quran (dari segi bacaan tartil sesuai dengan kaidah tajwid)
ü  Target Qiraati
Murid mampu membaca Al-Quran secara tartil sesuai dengan Kaidah Tajwid yang telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah Muhammad Saw.
B. Saran

Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam proses pembelajaran, terutama kami sebagai  pemakalah.  Kami sadari makalah kami ini masih banyak kekurangan untuk itu kami mohon kritik dan saran dari teman-teman semua terutama dosen pembimbing atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar