Senin, 11 Desember 2017

AL- ISNAD

MAKALAH
  ULUM-HADITS
AL- ISNAD


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
                                               
SUSILAWATI

SURIYANI

SIDAR

REZA RAHMATILLAH


Dosen Pembimbing  :SITI  AISAH, MA



Description: F:\logo stain baru.jpg



                        



JURUSAN  TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
GAJAH  PUTIH TAKENGON ACEH TENGAH,ACEH
2013/2014


KATA PENGANTAR


         Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, hidayahNya, dan inayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan MAKALAH ini  Serta shalawat dan salam kepangkuan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau.  Amin ya rabbal alamin.,   
           Makalah yang telah penyusun selesaikan ini berisi tentang AL-ISNAD ”Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan  ini masih belum sempurna atau jauh dari sempurna, karena penyusun masih dalam tahap pembelajaran. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan  ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
         Demikian pengantar dari penulis, makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat berguna bagi pembacanya.
         Amin . . . ya . . . rabbal ‘alamin


Takengon  ……………. 2013
                                                    








DAFTAR  ISI
BAB I Pembahasan  AL- INSAD .....................................................            1
A.Pengertian Al-INSAD………………….......................................              1
a.Shighat- shighat  isnad…………………...........................              1
B.Kalimat  sanad   yang  dibuang……............................................              5
1.Qala  yang  dpakai …………………................................               6
2.Qala  yang dibuang…………………................................               6
C.Maksud….......................................................................................              7
D.Jalan  Menerima  Hadits…………………………......................               7
1.Sama…………………………............................................              7
2.Ardi………………………………………………………...             8
3.Ijazah…………………………...........................................              8
4.Munawalah………………………………...............…......              8
5.Mukatabah………………………………………..............              9
6.I’lam………………………………………........................               9
7.Washiyat…………………………………………………..              9
8.Wajadah…………………………………………………..              9
E.Syarat –Syarat  Menyampaikan Hadits………………………...              10
F.Maqshud……………………………………………......................             11
G.Sanad  Shahih Dan  Dla’ifl  Bagi  Satu  Hadits………………...             11
BAB II Penutup
A.Kesimpulan……………………………………................              12
B.Saran…………………………………………...............              12 
       



                                                                                                
BAB I
PEMBAHASAN AL- ISNAD

A.    Pengertian  AL-ISNAD
Dalam  pasal ini, termuat beberapa  hal  yang  berhubungan  dengan  urusan sanad yakni Jalan menyandarkan  hadits atau riwayat
a.       shighat –shighat Isnad
shighat  artinya:macam,  bentuk, maksud disini,  lafazh- lafazh.shighat isnad  ialah ‘’lafazh, lafazh yang  ada  dalam  sanad  yang  digunakan  oleh  rawi- rawi  waktu  mmenyampaikan  hadits atau  riwayat’’.
Shighat isnad  itu, mempunyai  beberapa  martabat  dibawah ini.saya  sebutkan  satu  persatu  dengan  tertib  dari  yang  pertama  sampai  yang  terakhir  yaitu:
1.      saya telah  mendengar
-kami
- (ia) telah ceritakan  kepadaku
-(ia)  telah  ceritakan  kepada kami
- (ia) telah  berkata  kepadaku                      
- (ia) telah  berkata  kepada  kami
- (ia) telah  sebutkan  kepada ku
-  (ia) telah  sebutkan  kepada  kami
     II.   (ia)  telah  mengkhabarkan  kepadaku
-saya  telah  baca  padanya
III. - (ia) telah  mengkhabarkan  kepada  kami                                                    
 -dibaca padanya  sedang  saya  mendengarka
-kami telah  membaca  padanya
IV.   - (ia) telah memberi tahu kepadaku
- (ia) telah memberi tahu kepada kami
V.    -(ia) telah  serahkan  kepadaku
VI. - (ia) telah  ucapan  kepadaku
VII.  - (ia) telah  menulis  kepadaku
VIII .-  dari, daripada
  -Sesungguhnya ,bahwasanny
- saya  dapati dalam kitabku , dari….
- (ia)  telah meriwayatkan
- (ia) telah  berkata
- (ia)telah  sebut
-telah  sampai  kepadau
-aku  telah  dapati  dengan  talisan  si  fulan


KETERANGANNYA:                                                                                           
a.       perkataan –perkataan  di I,Semuanya  digunukan  apabila  sirawi  mendengarkan  langsung  lafazs  syaikhnya.  Diwaktu  syaikhnya,membaca,merencana  atau  menyebut  riwayatnya.
  Oleh  karena  ‘’mendengar’’ itu sifatnya  lebih  tinggi  dari  yang  lain,  maka  lafazh –lafazh  itu  dimasukan  dalam  marabat  ‘’pertama’’.
Lafazh  yang  ada  padanya  ‘’saya’’ atau  ‘’ku’’,derajatnya lebih  daripada  yang  ada  ‘’kami’’.
b.      shighat  yang  di II  dipakai  untuk  hal  yang  sebaliknya   dari  yang  pertama,yaitu: rawi (tilmidz)membaca ,  sedang  syaikhnya  mendengarkan.
Dua  lafazh  ini  dimasukan  kedalam  martabat  kedua  karena
- lafazh’’ mengkhabarkan’’lebih  umum  dari  pada  ‘’menceritakan’’.’’mengkhabar’’  itu  boleh dengan  omongan,  tulisan  dan beleh  juga  dengan  isyarat, ‘’sedangmenceritakan  ‘’  terbatas dalam  omongan  saja.
 susunan  ‘’saya telah  membaca  padanya’’ itu, derajatnya  dibawah  daripada  kalau  syaikhnya baca, didengarkan  oleh  rawi, karena  pada ‘’mendengarkan’’ itu  lebih  banyak  perhatian  dari         ‘’membaca’’.

c. kata  kata  yang  ada  di III dimasukan  dalam  martabat  ketiga  karena:
-shighat-shighat itu  dipakai  dalam  hal  murid –murid  membaca,sedang  sysikh mendengarkan   juga, tetapi  beramai- ramai,sedangkan  beramai-ramai  derajatnya  dibawah  dari  sendirian.
d.empat  lafazh  yang  ada di IV ,artinya  semua   sama, yaitu ‘’memberitahu’’. Lafazh – lafazh  ini  dimasukan  dalam  martabat  keempat,  karena                     
-shighat  demikian  oleh  orang-orang  dahulu  dipakai  dengan 

makna’’mengkhabarkan’’.tetapi         oleh  muta’akhkhirin  digunukan  buat  ijazah,jadi  masih  gelap
e.’’Ia  telah  serahkan  kepadaku’’ itu,  terpakai   dalam  ijazah yang  paling tinggi  yaitu  satu        cara  meriwayatkan  hadits  sebagaimana yang  akan  dating,sedang  ijazah  ini,  menurut istilah  derajatnya  dibawah  ‘’mendengar’’ dan  ‘’membaca’’.                                        Oleh  karena  itulah  ia  dimasukan  kedalam  martabat  kelima  yaitu  dibawah  derajat  d.
f.shighat ‘’ia  telah  ucapkan  kepadaku’’itu  terpakai  dalam  ijazah.ijazah  ada  beberapa  macam sebagaimana  yang  saya  akan  terangkan ;kalau  seorang  syaikh  berkata  umpamanya:‘’aku  beri idzin  engkau  meriwayatkan  hadits-hadits bukhari’’,maka  omongan  ini  dinamakan ijazahmutlak,sedang ijazah mutlak  derajatnya  di bawah’’munawalah’’(akan  datang     keterangan ).
g.’’Iateh menulis  kepadaku ‘’yang  ada  di  VII,dipakai untuk  ijazah , dan dinamakan  ijazah dengan   tulisan.
h.perkataan- perkataan  yang  ada  di VIII, semua  meragu-ragukan ,tidak  tetap  menunjukanbahwa  si rawi mendengar   sendiri  dari  syaikhnya, atau  terima  sendiri  dari  syaikhnya.                Dengan  perkataan   lain  bahwa  shighat-  shighat  itu  tidak   tetap   menunjukkan  kepada    bersambungnya  sanad.
A.Kalau  seorang  ahli  hadits  berkata:
Isma’il dari  Ahmad,   maka  omongan  ini ,bisa  difaham  dua  macam : 
1.Isma’il  mendengar  (terima)  sendiri  dari  ahmad.
2.Isma’il  mendengar  (terima) dari orang lain  yang  mendengar  (terima)sendiri  dari  AhmadB.Kalau  seorang  rawi  berkata:Sesungguhnya  sufwan  berkata  ,bahwa Ali  berkata..maka  dari susunan  ini ,bisa  orang   faham:          
1.sirawi  dengar  sendiri  sufyan  berkata ,dan  sufyan  dengar  sendiri  ali
   berkata.
2. sirawi  dengar dari  orang  lain yang  dengar  sendiri   dari  sufyan , dan
    sufyan ini  pula   dengar  dari  orang  lain  yang  dengar  sendiri  dari  ali.
C.Kalau  seorang  tilmidz  berkata  :
Amar  telah  meriwayatkan  (berkata  atau  menyebut) ,  ini  bisa  menunjukan:1.si tilmidz  bertemu  (dengar,  terima)dari  Amar; dan  bisa  juga  dipandang.
2.si  tilmidz  bertemu  (dengar, terima)dari orang  lain  yang  dengar  sendiri  dari  ‘Amar.
D.Kalau  seorang  imam berkata:‘’telah  sampai  khabar   kepadaku ,  bahwa  ibnu umar..’’ini  boleh  dua  macam:
1.imam itu  dapat  khabar  sendiri  dari  ibnu  Umar 
2.imam  itu  dapat  khabar   dengar  pakai  perantaraan  rawi  lain  yang   bertemu 
   dengar  Ibnu Umar
E. Bilamana  seorang  rawi   berkata:‘’aku  dapati   beberapa  hadits    dengan  tulisan   si fulan ‘’(atau  yang  semakna  dengannya)      maka  ucapan  ini  terpakai:                       
1.  jika si rawi  bertemu  dengan  penulisnya  (atau  ada  mendengar   hadits  daripadanya)
2.   jika  srawi  belum  pernah  bertemu dengan  si  penulis(atau  belum  pernah mendengar hadits  daripadanya).                                                         
3.   jika  si rawi  dapati  beberapa   Hadits  dalam  kitab-  kitab pengaang-pengarang yang terkenal.
Kata-  kata  singkatan  yang  ada  dalam  ‘’tambahan’’itu,sudah  cukup  terang  begitu  juga  contoh-contoh  bagi  shighat –shighat  sanad  yang  saya  unjukan  itu semua,sebagiannya sudah ada dalam pasal –pasal  yang  lalu, dan  sebagiannya  bisa kita dapati  dengan  mudah  dalam kitab-kitab hadits.

B.KALIMAT  SANAD  YANG  DIBUANG
       diantara  kalimat-kalimat sanad  yang  biasa  dibuang  (tidak  ditulis),adalah  lafazh  ‘’qala’’.‘’qala’’yang  dibuang  ini  bukan  shighat  ‘’qala’’yang  tersebut  di  bab  yang  lalu, karena  ‘’qala’’yang  jadi  shighat  sanad  tidak  pernah  dibuang.Supaya  pembaca  dapat  membeda-bedakan , 
6
maka  berikut  contoh –contoh ‘’qala’’ yang              dipakai  dan  yang  dibuang.                                                                                                  
1.’’Qala’’yang dipakai
Keterangannya:
Disanad tersebut, ada  dua  ‘’qala’’Yang  pertama  ucapan  ibnu  syihab,dan  yang  kedua  shighat  bagi  humaid.yang  biasa  dibuang ialah  yang  pertama ,  tetapi  disanad  ini dipakai.                    
Keteranga:  Dalam  sanad  ini, sesudah  ya’kub  bin  Ibrahim,  yahya,hisyam  bin  ‘urwah,semau  pakai  ‘’qala’’,yang  jadi  ucapan  bagi  tiga  rawi  itu, bukan  sebagai shighat  sanad.biasanya  ‘’qala’’ini  tidak  ditulis ,tetapi  disini  dipakai.
2.’’Qala’’  yang  dibuang
            Keterangan:
‘’Qala’’yang  ada  disanad  ini  jadi  shighat  bagi  Abil-Waddak, bukan  ucapan  yahya bin  said bin  Mujalid.’’Qala’’yang  jadi  ucapan  yahya  bin  said  bin  mujalid  itu  dibuang  karena  biasa.
a.shighat -  shighat  yang  terang  menunjukan  bahwa  si  rawi  dengar  atau  terima dari    syaikhnya  sendiri  dengan  tidak  pakai  perantaraan ,dinamakan sighat jazm, Dan sebagainya
b. sighat –sighat  yang  terang  menunjukan ada  pertemuan  antara  tilmidz dengan  syaikhnya  yaitu  sebalik  dari  yang  tersebut  diatas  dinamakan:shighat tamridl.                                                                                                                                            c. hendaknya pembaca beda-bedakan benar-benar antara
( Qala)    dengan  ( Qalali)                
(zakara)  dengan  (zakarali
(wajadtu bihatti pulalin) dengan (wajadtu pikitabi
d. “qala”yang jadi shighat sanad, tidak pernah di buang  jadi kalau dalam satu sanad terdapat satu  “qala”ialah shighat bagi sanadyang tidak terang menunjukan ada pertemuan antara tilmidz dengan syaikhnya,yaitu sebalik dari yang tersebut di atas dinamakan:sighat tamridl.
C.MAKSUD
Terkadang kita dapati di tengah –tengah sanad perkataan (wabihi  ), artinya:dengan dia
Tetapi maksud: dengan sanad itu , atau dengan sanad tersebut  contoh di bawah ini , pembaca bisa mengerti  maksudnya  lebih terang lagi.
Dalam kitab Ath-thabaranis-shaghir, imam thabarani berkata:
Artinya: telah menceritakan kepada kami ,ahmad,telah menceritakan kepada kami, bapakku,ishak ,dari bapaknya, Ibrahim, dari bapaknya,nabaith, bin syarith ,ia berkata:aku dengar rasulullah SAW bersabda :” tiap- tiap kebaikan itu shadakah……..dan dengannya rasulullah bersapda “berperang itu hilah” (H.R.Thabarani  14).
D.JALAN  MENERIMA  HADITS
Jalan  atau  cara  orang-orang  terima  atau  mengambil  hadits  dari  satu-satu rawi sehingga  tercatat  dalam  kitab-kitab  hadits   sebagaimana  yang  kita  dapati  sekarang  ada  8 macam .       
Dibawah  ini  lafazh-lafazh  shighat  yang  mereka  gunakan  tatkala  menyampaikan hadits atau Riwayat yang mereka terima.
1.Sama
Sama’artinya  mendengar,  maksud  disini:’’seorang  rawi  mendengarkan  lafazh syaikhnya  membaca  atau  menyebut  hadits  atau  hadits  bersama  sanadnya’

2.Ardi
Ardi  artinya:membaca  dengan  hafalan;tetapi  yang  ditujukan  disini ,’’seorang  rawi  membaca  hadits  kepada  seorang  syaikh’’,atau  ‘’orang  lain membaca  hadits  kepada  syaikh  itu,  sedang  sirawi  mendengarnya  ‘’..                             
3.Ijazah
Ijazah  artinya:mengizinkan ,yaitu’’seorang  syaikh  mengizinkan tilmidznya   meriwayatkan  hadits atau  riwayat,maupun   idzinnya  itu  dengan  ucapan  atau  tulisan’’.
Ijazah  ada  beberapa  macam:
a.       syaikh  mengizinkan  sesuatu  yang  tertentu  kepada  seorang  yang  tertentusyaikh  mengizinkan  sesuatu  yang  belum  tertentu  kepada  orang  yang  tertentu.
b.      syaikh  mengizinkan  secara  umum
c.       sysikhnya  mengizinkan sesuatu  yang  ia  terima  dengan  jalan  ijazah ,kepada  orang  yang  tertentu
Peringatan;
- syaikh  yang  meng-ijazahkan  itu,dalam  bahasa  ilmu  hadits , disebut  mujiz.
- rawi  yang  menerima ijazah  itu,dikatakan  mujaz.
- riwayat, hadits, catatan ,  kitab atau yang seumpamanya yang  di-ijazahkan kepada si rawi itu,dikatakan:mujaz bihi.
4. munawalah
Munawalah  artinya :memberi,menyerahkan.yakni:’’si syaikh  berikan
kitabnya kepada  tilmidz’’,atau ‘’ia  suruh  salin  kitab  itu’’,atau ‘’ia  pinjamkan kitabnya  itu’’, atau ‘’seorang rawi  serahkan  satu  kitab  kepada  syaikhnya;sesudah  si  syaikh  perhatikannya  benar-benar  lalu  ia kembalikannya  keppada  rawi  tadi’’
5. Mukatabah
Mukatabah artinya:bertulis-tulis  surat,yakni ‘’seseorang syaikh  menulis  sendiri  atau  ia  menyuruh orang  lain  menulis  riwayatnya  kepada  orang  yang  hadir  ditempatnya  atau  yang  tidak  hadir  disitu’’.mukatabah  ini  ada  yang  disertakan   dengan  ijazah ,dan  ada  yang  tidak  pakai ijazah, tetapi  kedua-dua  macam  itu  boleh  dipakai.
6.I’lam
        I’lam  artinya:memberitahu,  yaitu ‘’seorang  syaikh  memberitahu    kepada  seorang  rawi,bahwa  hadits  ini,atau  kitab  ini,riwayatnya’’,dengan  tidak  disertakan  izin  untuk  meriwayatkan daripadanya’’.sesungguhpun I’lam itu,biasa  tidak  disertakan  denga   idzin,tetapi cara  riwayat  demikian , boleh  juga  dipakai dan  dianggap shah.

7.Washiyat
Washiyat artinya;memesan,atau  mewashiyati, maksudnya:’’seorang  syaikh  mewasyiyatkan  diwaktu  naza’’ atau  dalam  safar, sebuah  kitab  yang  mewashiyatkankepada  seorang  rawi’’.  Beleh  dipakai  karena  dengan  washiyat itu, boleh  berarti  ia mengizinkan  meriwayatkan  daripadanya.
8.Wajadah
Wajadah artinya:mendapat,yaitu: ‘’seorang  rawi  mendapat  hadits  atau  kitab  dengan  tulisan  orang  yang  meriwayatkan, sedang  hadits- hadits  ini  tidak  pernah  si rawi  mendengar  atau  menerima  dari  yang  menulisnya ‘’.
Wajadah  ini  termasuk  dalam  bilangan  mun-qathi’,karena si  rawi  tidak  menerima  sendiri  dari  orang  yang  menulisnya

PERINGATAN:
1.Cara  menerima  hadits  (riwayat) dengan  jalan  sama’,  ‘Ardi,Munawalah, Mukatabah ,I’lam,dan  washiyat, boleh  dikatakan,hamper  tidak  ada  di zaman      sekarang kebanyakan  orang menerima  dengan  jalan  ‘ijazah tetapi  adakalanya  dengan  jalan  Wijadah.
2.Mun-qathi’  yang  tersebut  dalam  pembicaraan Wijadah,tidak  sama  rupanya dengan Mun-qathi’ yang  ada  dipasal  Dla’if.
3.jalan  bagi  ‘’menerima  hadits’’  itu,dalam  ‘’ilmu  mushthalah,.
4.menyampaikan
E.Syarat-syarat menyampaikan  Hadits.
 Ketika  meriwayatkan  atau  menyampaikan  hadits  hendaklah ‘’si  rawi  itu seorang  muslimlagi  sudah  baligh’’hadits  kepada  seorang  rawi  disebut.

1.Adapun  orang  yang  mendengar  atau  menerima  hadits,tidak  disyaratkan  apa- apa , jadianak –anak,apabila  ia  faham  apa  yang  ia dengar,  atau  apa  yang  ia  lihat serta bisamembeda-bedakannya, kemudian ia  menceritakan  riwayat  itu sesudah  baligh,lagi  kepercayaan diterima  riwayatnya
2.orang  yang  fasiq waktu  menerima   hadits,apabila  ia  riwayatkan  sesudah  bertaubat,  lagi kepercayaan,diterima haditsnya.yang  dikatakan  ‘’fasiq’’itu  ialah  orang  yang  melanggar  perintah-perintah  atau  larangan-larangan agama  yang  besar-besar.
3.Tetapi  kalau  ia  berdusta  dalam  riwayat,kebanyakan  ‘ulama tidak  mau  menerima  haditsnya, walaupun  ia bertaubat  atas  dustanya  tadi
4.orang  kafir,apabila  ia dengar  hadits  dari  seorang  syaikh di dalam  kekufurannya,lalu  ia  masuk  islam  dengan  baik,kepercayaan  serta  meriwayatkan  hadits,  diterima  ceritanya.

F. MAQSHUD 
  Susunan  tersebut ,artinya ‘’yang  lebih  shah dalam   pasal  ini’’.sering  orang  faham,  bahwa  apabila  satu  hadits  diiringi  dengan  ucapan:  ‘’yang  lebih  shah  dalam  pasal  ini’’berarti  hadits  ini,  derajatnya  lebih  shah  dari  yang  lain-lain’’.

Mereka  yang  faha hadits  itu  paling  shah  sanadnya,faham demikian  bisa  betul ,kalau  kepada  bagian  hadits yang  sah  hadits –sanadnya
1.bilamana  dalam  sebuah  kitab  disebut  beberapa  hadits  shah  yang  sama atau  semakna, lalu  salah  satunya  diiringi  dengan  omongan.
2.kalau  dibawakan  beberapa  hadits  Dla’if  yang  sama  atau  semakna ,kemudian  salah  satu daripadanya  diiringi  dengan  sebutan.
G.SANAD SHAHIH  DAN  DLA’IFf  BAG I SATU HADITS.                   
Sering  terdapat  satu  hadits   atau  riwayat   mempunyai  sanad  yang  shah  dan Dla’if.
kalau  kita  dapati  satu  Sepatutnya  hadits  yang  bersanad   Dla’if,hendaklah  kita  periksa  kita  dapati  satu   hadits  yang  sanadnya  shah,tidak  perlu  direriksa lagi apakah  ia  mempunyai  sanad Dla’if atau tidak.contohnya  yang  artinya:  Dari abi  barzah al-aslami,ia berkata:telah  bersabda  rasulullah saw.’’tidaklah  tergolong  kebijakan  bershaum dalam  safar’’lebih  lanjut,apakah  ia  mempunyai  sanad  yang  shah  atau  tidak.tetapi  kalau         
2.terdapat  imam  bukhari  ada  meriwayatkan  hadits  itu , dari  dalam  jabir,sanadnya  shahih.

a.Matan  Hadits  yang bersanad  Dla’if  dan  Shahih,terkadang  sama  bunyinya .
b.ada  kalanya  bunyi  matan  tidak  sama  tetapi  maknanya  atau  maksudnya  sama.
c.ada  juga  yang  sama dan  semakna, tapi  pakai  tambahan  ,makna  yang pakai  tambahan ini kalau adanyadisanad yang shah,  boleh  dipakai,tapi  kalau  adanya  di  sanad  Dla’if,tentu  tidak  boleh  diterima.









BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan    
      Dalam  pasal  ini, termuat  beberapa  hal  yang  berhubungan  dengan  urusan  sanad,          yakni  jalan  menyandarkan  hadits atau  riwayat.                                                                       Shighat-shighat  isnad  artinya:macam ,bentuk ,maksud disini,lafazh-lafazh.shighat  isnad    ialah lafazh-  lafazh  yang  ada  dalamsanad yang  digunakan  oleh  rawi-rawi  menyampaikan hadits  atau  riwayat.

      Karena  dengan  adanya  al-isnad,  akan  memudahkan  kita  memperoleh  pengetahuan dalam mempelajari  shighat-shighat  al-isnad  yang  berkenaan  tetang  orang-orang  yang  menyampaian  hadits     atau  riwayat,  yang digunakan  oleh   para  rawi-rawi  yang  mempunyai  cara-cara dalam  penyampain  hadits  atau riwayat.

B.     Saran.
Semoga makalah  ini  menjadi  pengembang  wawasan  ilmu  pengetahuan  kita  tentang AL-ISNAD   serta  dapat  dimamfaatkan  untuk  diterangkan  pada  orang  lain,dari  pada  ini  kami mohon  kritik  dan  sarannya bagi  pembaca,  untuk  membengun  lebih  baik  lagi  dalam pembuatan  makalah  kami  yang  serba  kekurangan                                                                                         


1 komentar: