Senin, 11 Desember 2017

Sanad dan Matan

Makalah
Sanad dan Matan
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Ulumul Hadist
Di susun
O
L
E
H
Kelompok  VIII
Wahyuni
Yanti jastari
Safi’i
Reza Rahmatillah
Dosen : Siti Aisah, M.A 





Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon
Aceh Tengah-Aceh
2013/2014







KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, shalawat beserta salam  keharibaan  nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dengan jalan agama yang di bawanya dan sunnahnya. Makalah  ini kami  diselesaikan dalam rangaka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Hadist.
Dalam makalah kami ini tentu mempunyai banyak kekurangan serta  pembaca mungkin menemukan suatu kesalahan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk kebaikan dalam pembuatan makalah kami yang selanjutya.
Dengan selesainya makalah ini penulis mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah SWT, serta mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua orang tua kami yang telah mendidik dan membimbing kami sampai saat ini dan ucapan terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman serta krue yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Semoga bermanfaat, Amin.

Takengon, 30-09-2013

penulis











DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah........................................................................ 1
B.     Rumusan masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN :  
A.    Sanad hadist......................................................................................... 2
1.      Pengertian sanad hadist.................................................................. 2
B.     Matan.................................................................................................... 6
BAB II PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 8
B.     Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... iii














BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia bagi orang-orang yang bertaqwa sifatnya mujmal (global) atau masih ‘am(umum), maka untuk menerapkannya secara praktis sangatlah membutuhkan penjelasan-penjelasan yang lebih jelas terutama dari nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu. penjelasan-penjelasan dari nabi tersebut bisa berupa ucapan atau perbuatan maupun pernyataan atau pengakuan, yang dalam tradisi keilmuan islam disebut hadits. Dengan demikian, hadits nabi merupakan sumber ajaran islam setelah AL-Qur’an.
Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akan menyajikan bahan diskusi yang berjudul :Sanad dan Matan kami akan mencoba memaparkan apa itu Sanad dan Matan Tolak Ukur Kesahihan Sanad Hadits dan Tolak Ukur Kesahihan Matan Hadits.
B.     Rumusan Masalah

Ø  Apa Pengertian sanad?
Ø   Apa Pengertian matan?

C.    Tujuan Penulisan

ü  Untuk mengetahui apa pengertian sanad dan pembagiannya
ü  Untuk mengetahui pengertian matan




BAB II
PEMBAHASAN
SANAD DAN  MATAN
A.    Sanad Hadist

1.      Pengertian Sanad Hadist
Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Jika demikian karena hadits bersandar kepadanya. Menrut istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru bin jama’ah dan al-tiby mengatakan bahwa sanad adalah :
الاخبار عن طريق المتن
Artinya : “berita tentang jalan matan”
Yang lain menyebutkan :
سلسلة الرجال الموصلة للمتن
Artinya : “silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits yang menyampaikannya kepada hadis
Ada juga yang menyebutkan :
سلسلة الرواة الذين نقلو المتن عن مصدره الاول
Artinya : “silsilah para perawi yang menukilkan hadits dari sumbernya yang pertama”.[1]
Sanad hadits yang menurut pengertian istilah adalah rangkaian para periwayat yang menyampaikan kita kerada matan hadits, mengandung dua bagian penting, yaitu :
  1. Nama-nama periwayat yang terlibat dalam periwayatan hadits yang bersangkutan, dan
  2. Lambang-lambang periwayatan hadits yang telah digunakan oleh masing-masing periwayat dalam meriwayatkan hadits yang bersangkutan, misalnya sami’tu, ’an, dan ’anna..[2]
Yang berkaitan dengan istilah sanad adalah isnad, musnid, dan musnad. Isnad menurut ilmu bahasa yaitu menyandarkan. Menurut istilah ialah menerangkan sanad hadits (jalan menerima hadits). Maka arti ”saya isnad-kan hadits” adalah saya sebutkan sanadnya, saya terangkan jalan datangnya, atau jalan sampainya kepada saya.
Orang yang menerangkan hadits dengan menyebut sanadnya, disebut musnid. Hadits yang disebut dengan diterangkan sanadnya yang sampai kepada nabi saw. Dinamai musnad.
Suatu hadits sampai kepada kita, tertulis dalam bentuk hadits, melalui sanad-sanad. Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijadikan sandaran menyampaikan berita (sanad yang setingkat lebih atas), sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian sanad itu ada yang berderajat tinggi, sedang, dan lemah., mengingat perbedaan kedhabitan (kesetiaan ingatan) dan keadilan rawi yang dijadikan sanadnya.rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadits lebih tinggi derajatnya dari pada hadits yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah. Para muhadditsin membagi tingkatan sanad kepada



  1. Ashahhul asanid (sanad-sanad yang lebih sahih).
  2. Ahsanul asanid (sanad-sanad yang lebih hasan), dan
  3. Adh’aful asanid (sanad-sanad yang lebih lemah).[3]
Tiap-tiap suatu hadist atau riwayat boleh dibagi menjadi dua unsur
1.      Urusan sanad, dan
2.      Urusan matan
Hendaklah diketahui bahwa antara sanad dan matan tidak mesti ada hubungannya .
a.       Kalau sanad sudah shah, tidak mesti matannya juga shah
b.      Kalau sanadnya dha’if tidak mesti matannya pun turut dha’if .
Tetapi diantara hadis-hadist dan riwayat-riwayat :
1.      Ada yang shah sanadnya dan matannya (shahihul-Isnad Wal Matan).
2.      Ada yang shah sanadnya tetapi matannya terangkap lemah disebut (shahihul-isnad Dla’iful matan).
3.      Ada yang dhaif sanadnya dan matannya sekali dinamakan (Dhaiful Isnad Wal-Matan)
4.      Ada dhaif sanadnya tetapi matannya teranggap shah disebut (Dha’ifus sanad Shahihul-Matan).





Maqsud
Asluhufii...

·         (asluhul fi buhari) artinya asalnya dari kitab buhari
·         (asluhu fi muslim) Artinya asalnya dari kitab muslim
·         (asluhu fil shahihain) artinya asalnya ada di bukhari dan muslim
·         (asluhu mutafaku ilaih) artinya : asalnya diriwayatkan oleh buhari dan muslim sekali
Ucapan-ucapan tersebut dan seumpama dengannya itu semua maksudnya untuk menguatkan riwayat atau hadist yang ditunjukkan.
Maqshud
Walaf dullahu
Susunan diatas artinya : “lafadz itu baginya”.
Maksudnya : lafadz seperti yang disebut, diriwayatkan olehnya salah seorang (salah seorang rawi atau ahli hadist).
Maqshud
Misluhu dan nahwuhu
Lafazh-lafazh tersebut dan seumpama dengannya, banyak kita dapati daam beberapa kitab hadist.
“mitsil” dan “nahwu” , arti kedua-duanya, sama saja, yaitu: seperti, bagaimana dan serupa.
a.      Mitsil terpakai untuk hadis atau riwayat yang sama lafazhnya dengan yang diunjukkan .
b.      Nahwu terpakai untuk yang maknanya saja sama, sedang lafadznya tidak sama dengan yang diunjukkan.
Maqshud
Alhadisa
Al-hadist, tulisannya dengan huruf arab diahirnya pakai fathah.
Lafazh ini kebanyakan terdapat dalam kitab-kitab fiqih.
Satu hadis yang asalnya panjang, atau di dalam hadist itu ada beberapa hal atau hadis itu hendak disingkatkan dan disebutkan sebagainya kemudian diiringi denagn perkataan (alhadist) maka maksudnya : “bacalah hadist itu sampai habisnya” . atau “sempurnakanlah hadis itu”.
Jadi bolek kita katakan bahwa (alhadist) itu sama tujuannya dengan kata-kata singkat atau (ilhu).
(ilhu) ini sempurnanya (ilaahirah) :”sampai akhirnya”

Asbabul wurudhil hadist
Asbab artinya : sebab-sebab.
Wurud artinya : datang
Asbabul wurudhil hadist artinya : sebab-sebab datang hadist, yakni hal-hal yang menyebabkan nabi Saw ucapkan sesuatu perintah larangan dan lainnya
Adajuga hadist yan susah dimaknakan atau sukar ditetapkan hukum yang berhubungan dengannya
Maka kalau kita mau tahu maknanya atau suka ditetapkan hukum yang bergantung denagannya, kebanyakannya perlu kita ketahui asbabul wurudhil hadist. 
Ikhtisharul-hadist
Ikhtisarul hadist artinya : meringkaskan hadist
Maksudnya menyisihkan sebagian dari hadist dengan meriwayatkan sebagian yang lain
Dalam pembicaraan ini termasuk juga
a.       Mendahulukan susunan yang semestinya di akhir, dan mengakhirkan susunan yang mestinya di permulaan
b.      Dari hadist yang panjang diambil apa yang dirasa perlu saja
Mengihtisarkan hadist, memang boleh asal ringkasannya idak membawa kekeliruan dan salah faham, sehingga bisa menyebabkan tidak betul dalam membatas satu-satu masalah atau penetapan suatu hukum agama.

Riwayatul Hadist bil ma’na
Riwayatul hadist  bil-ma’na itu artinya : meriwayatkan hadist dengan makna.
maksundnya : kita menceritakan satu hadist atau riwayat tidak menurut lafazhnya yang asal, tetapi kita rubah dengan pakai lafazh yang semakna dengan yang asal.
Dalam pembicaraan ini termasuk juga.
1.      Menceritakan hadist dengan dengan mengambil maknanya saja atau mengambil maksudnya.
2.      Menceritakan dengan mendahulukan yang mestinya ada diahir dan diahirkan  yang mestinya dipermulakan
Kita meriwayatkan hadist-hadist dengan makna itu, terkadang artinya bisa sama dengan yang asal, dan ada kalanya makna yang diceritakan itu, dapat dipaham lain macam.
Untuk masa kita karena hadis-hadis dan riwaya-riwayat sudah tercatat tertulis dan dicetak orang baiklah kita riwayatkan sebagaiman yang ada dalam kitab-kitab dengan tidak merubah lafalnya.          
Kalau disalin dalam bahasa indonesia atau lainnya, hendaklah kita berikhtiar supaya arti atau maknannya setuju benar dengan makna hadist.
Begitu juga yakni dijadikan arti makna atau maksud  yang cocok dengan asal hadist diwaktu kita memberi fatwa kepada orang dalam satu-satu masalah.

Menurut Zhahir Hadist
Tiap-tiap arti bagi satu-satu hadist atau riwayat, hendaklah kita menurut  zahirnya.
Tidak boleh kita putar artinya atau kita artikan selain dari yang tersebut dalam hadist itu
Kalau ada Qarinah atau tanda yang memaksa kita maknakan lain, baru boleh.





B.     Matan
Kata Matan atau almatan menurut bahasa ma irtafa’a min al-ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah :
ما ينتهى اليه السند من الكلام
Artinya : “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”.
Atau dengan redaksi lain ialah :
الفاظ الحديث التى تتقوم بها معا نيه
Artinya : “lafal-lafal hadits yang didalamnya mengandung makna-makna tertentu”.
Sebab-sebab  terjadinya Perbedaan Kandungan Matan suatu hadits, antara lain :
  1. Karena Periwayatan Hadis Secara Makna.
  2. Karena Meringkas dan Menyederhanakan Matan Hadis.
dari segi bahasa,matan berarti membelah, mengeluarkan.
Sedangkan matan menurut istilah ilmu hadis, yaitu sebagai berikut.
ﻤﺎ ﺍﻨﺘﮭﻰ ﺍﻟﻴﻪ ﺍﻟﺴﻨﺪ ﻤﻥ ﺍﻟﮑﻟﻢ ﻔﮭﻮ ﻨﻔﺲ ﺍﻟﺤﺪﻴﺚ ﺍﻟﺬﻱ ﺬﮐﺮ ﺍﻻ ﺀﺴﻨﺎﺪﻟﻪ
perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda nabi saw yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya.”


Contoh:
dari Muhammad yang diterima dari abu salamah yang diterima dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullahsaw bersabda :” saandainya tidak akan memberatkan terhadap umatmu, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) niscaya aku melakukan shalat.”(HR. Turmuzi).
























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Jika demikian karena hadits bersandar kepadanya. Menrut istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru bin jama’ah dan al-tiby mengatakan bahwa sanad adalah :
الاخبار عن طريق المتن
Artinya : “berita tentang jalan matan”
Kata Matan atau almatan menurut bahasa ma irtafa’a min al-ardhi (tanah yang meninggi). Sedang menurut istilah adalah :
ما ينتهى اليه السند من الكلام
Artinya : “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”.
B.     SARAN
            Demikian makalah yang berjudul “SANAD dan MATAN” Penulis buat. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran konstruktif penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator dan inspirator bagi kita semua.



REFERENSI
Ø  Munzier Suparta, Ilmu Hadits, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 4.
Ø  M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992).
Ø  M. Solahudi agus.ulumul hadist.(pustaka setia. Bandung 2008)







[1] Munzier Suparta, Ilmu Hadits, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 4, hlm. 45-46
[2] M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), cet. 1, hlm. 25
[3] Teungku M. Hasbi As-siddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009), cet. 2, hlm. 147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar