Selasa, 12 Desember 2017

TADARUS

TADARUS
Disusun
Oleh
SENTIA UTAMI

Semester                     : 1( Satu )
Prodi                           : PAI
Dosen Pembimbing   : Sodikin MA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
GAJAH PUTIH TAKENGON ACEH TENGAH, ACEH
TAHUN 2013/2014

Pengertian Tadarus & Tilawah Al Qur’an
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :
وَمَا اجتَمَعَ قَومٌ في بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتلونَ كِتابَ اللهِ وَيتَدارَسُونَهُ بَينَهُم إِلا نَزَلَت عَلَيهُم السَّكيْنَة وَغَشِيَتْهم الرَّحمَة وحَفَتهُمُ المَلائِكة وَذَكَرهُم اللهُ فيمَن عِندَهُ
“Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu masjid dari masjid-masjid Allah, untuk membaca Al Qur’an dan mereka saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat, dan dikelilingi malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan makhluq-makhluq yang ada di sisi-Nya (para malaikat).”[1]
Kata تَدَارُسٌ tadaarusun jika diwaqaf menjadi tadaarus berasal dari kata دَرَسَ darasa yang artinya adalah belajar.Kemudian mengikuti wazan تَفَاعَلَ tafaa’ala, sehingga mauzunnya menjadi تَدَارَسَ tadaarasa.Fi’il yang mengikuti wazan ini salah satunya mempunyai arti لِلْمُشَارِكَةِ fa’il (subjek) dan maf’ulnya (objek) bersamaan dalam melakukan perbuatan, sehingga artinya menjadi saling mempelajari. Kemudian ditashrif :
تَدَارَسَ يَتَدَارَسُ تَدَارُساً
Sehingga mendapatkan kata تَدَارُساًtadaarusan, yang berkedudukan sebagai mashdar.Sehingga artinya adalah pembelajaran secara bersama-sama, allohu a’lam.
Seperti yang terdapat pada kalimat :
وَيتَدَارَسُوْنَهُ بَينَهُم
“Dan mereka saling mempelajarinya di antara mereka,”
Kata يتَدَارَسُوْنَ yatadaarasuuna, terdiri dari kata يَتَدَارَسُ yatadaarasu dan dhomir muttashil هُمْ hum  (mereka). Sehingga artinya menjadi mereka saling mempelajari.Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan maknanya adalah saling mempelajari sebagian mereka dengan sebagian yang lain.

Sedangkan kalimat :
يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ
Mereka membaca Kitab Allah (yaitu Al Qur’an).”
Yaitu membaca lafazhnya dan maknanya. Membaca lafazhnya berarti membaca zhohir dari Al Qur’an tersebut, sedangkan membaca maknanya berarti membaca apa yang terkandung dalam Al Qur’an.
Orang yang berkumpul untuk membaca Al Qur’an ada dua makna :
- Yang pertama, mereka benar-benar dalam rangka membaca Al Qur’an.
- Yang kedua, mereka dalam rangka mempelajari ilmu Al Qur’an walaupun tidak membacanya. [3]
Kata يَتْلُو dalam kedudukan tashrif menduduki tempat ke dua yaitu sebagai fi’il mudhori’ (kata kerja sekarang/akan datang) :
تَلَى يَتْلُو تِلاَوَةً
Maka didapatkan kata تِلاَوَةٌ tilaawah sebagai mashdar, yang secara tekstual bisa diartikan pembacaan.
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa tilaawah al qur’an (membaca al qur’an) ada 2 macam :
- Tilaawah hukmiyyah, yaitu membenarkan segala khabar dari Al Qur’an dan melakukan segala ketetapan hukumnya dengan cara melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
- Tilaawah lafzhiyyah, yaitu membacanya (zhohir ayatnya-ed). Telah banyak dalil-dalil yang menerangkan keutamaannya, baik keseluruhan Al Qur’an, atau surat tertentu atau ayat tertentu. [4]
Dijelaskan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah di dalam Syarh Al Arba’in An Nawawiyah ketika menjelaskan hadits di atas, bahwa orang yang berkumpul untuk membaca Al Qur’an yaitu yang benar-benar dalam rangka membaca lafazh Al Qur’an ada 3 keadaan :
·         Mereka membaca Al Qur’an bersama-sama dengan satu mulut dan satu suara. Jika untuk pengajaran maka ini diperbolehkan, sebagaimana seorang guru membaca satu ayat kemudian diikuti oleh murid-muridnya dengan satu suara. Jika digunakan untuk perkara ibadah maka itu bid’ah, karena hal yang demikian tidak diriwayatkan dari shahabat ataupun dari tabi’in.
·         Mereka berkumpul, kemudian salah seorang membaca dan yang lain menyimak, kemudian yang kedua bergantian membaca, kemudian yang ketiga, kemudian yang keempat dan seterusnya sampai semuanya mendapat giliran membaca. Kondisi ini ada 2 bentuk :
1.      Mengulang-ulang bacaan yang sama. Misalnya yang pertama membaca satu halaman, kemudian yang kedua membaca halaman yang sama, kemudian yang ketiga membaca halaman yang sama dan seterusnya, maka ini diperbolehkan. Terutama bagi para penghafal Al Qur’an yang ingin memperkokoh hafalannya.
2.      Membaca bacaan yang berbeda. Misalnya yang pertama membaca bacaan yang pertama, kemudian yang kedua membaca bacaan yang lain, maka ini juga diperbolehkan.
Sebagaimana ulama kami dan masyayikh kami melakukan hal ini, misalnya yang pertama membaca surat Al Baqarah, yang kedua membaca surat yang kedua, yang ketiga membaca surat yang ketiga, dan seterusnya. Salah seorang membaca dan yang lainnya mendengarkan. Dan bagi yang mendengarkan hukumnya sama dengan yang membaca dalam hal pahalanya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimassalam :
قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا
“Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, maka tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus.” [Yunus : 89]
Dan doa Nabi Musa ‘alaihissalam sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
‘                                       
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالاً فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ* قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا
Musa berkata :“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.” Allah berfirman : “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua.” [Yunus : 88-89]
Disebutkan bahwasannya ketika itu Nabi Musa berdoa dan Nabi Harun mengaminkan doa Nabi Musa. Dan ini yang disyari’atkan bagi seseorang yang mendengarkan bacaan seorang pembaca Al Qur’an, jika pembaca tadi sujud maka si pendengar juga ikut sujud.
·         Mereka berkumpul, setiap orang membaca untuk dirinya sendiri, dan yang lain tidak mendengarkannya. Dan ini yang terjadi sekarang, didapati orang-orang di dalam masjid, semuanya membaca untuk dirinya sendiri dan yang lain tidak mendengarkannya.
Sehingga kalau hanya membaca Al Qur’an saja tanpa membahas kandungan yang terdapat di dalam Al Qur’an, tidak disebut dengan tadaarus, akan tetapi disebut denganتِلاَوَةُ الْقُرْآن tilaawatul qur’an (membaca al qur’an)
Bulan Ramadhan seperti sekarang ini terasa sungguh menggembirakan hati saya.Meskipun saya belum juga memiliki Mobil Keluarga Terbaik Di Indonesia, namun kegembiraan berpuasa hingga hari raya idul fitri jauh lebih besar dari itu. Saya yang memang tinggal di daerah pedesaan (tepatnya di desa babadsari, kecamatan kutowinangun, kabupaten kebumen, Jawa Tengah) hingga saat ini masih menyaksikan kemeriahan Ramadhan di masjid-masjid, surau, maupun langgar yang ada disekitar saya. Hal itu akan sangat lain ceritanya bagi teman2 pembaca yang rata-rata dari daerah perkotaan, dimana dikota iklim budaya Islaminya sudah agak menipis berganti dengan budaya jalan-jalan, maupun hiburan-hiburan lainnya.

1.      Tadarus Al-Quran
Khusus dalam bulan Ramadhan, bayak majelis taklim, masjid, dan musholla yang punya tradisi "tadarus alquran". Tadarus Al-Quran yang saya amati selama ini terdiri atas 3 model, yang pertama : para jama'ah membaca Al-Quran bersama2, lalu yang kedua para jama'ah membaca Al-Quran satu-satu sementara yang lain menyimak bacaanya, dan yang ketiga adalah tadarus dengan menyimak hafalan Al-Quran, dimana jama'ah cuma menyimak apa yang dilantunkan oleh Hafidz/Hafidhah (orang yang hafal Al-Qur'an)
Dari ketiga tipe yang saya amati tersebut, saya dan rekan-rekan remaja masjid paling sering melakukan yang nomer 1 dan 2, sedangkan yang nomer 3 baru saya lihat terjadi di daerah lain yang memiliki beberapa penghafal Al-Quran. 

2.      Para Penghafal Al-Quran
Sengaja saya menulis blog terkait dengan tadarus al-quran ini karena beberapa hari ini saya sedang melakukan sedikit pengamatan tentang tadarus yang dilakukan oleh para Hafidz/Hafidhah atau orang-orang yang hafal Al-Quran.Pertama, saya kagum dengan kemampuan mereka.Kemudian, saya makin kagum karena meskipun mereka menghabiskan banyak waktu untuk menghafal Al-Quran namun daya kreatifitas mereka dalam bidang-bidang lain tidak kalah dengan orang yang tidak menghafal Al-Quran.Padahal menurut teori, pekerjaan menghafal bisa membuat daya kreatifitas melemah, namun yang saya lihat disini tidak begitu.
Atas dasar kekaguman tersebut sayapun mencari tau bagaimana metode, atau cara, atau panduan untuk menghafal Al-Quran yang baik.
Dari beberapa tanya jawab yang saya lakukan, para penghafal Al-Quran tersebut semuanya mendapatkan ilmu menghafal Al-Qur'an dari pondok pesantrean khusus yang mengajaran tentang hafalan Al-Qur'an.
Mungkin memang begitulah metode terbaik untuk menghafal Al-Quran yaitu dengan berguru langsung pada Kyai yang memiliki Pondok Pesantren khusus untuk menghafal Al-Quran. Dan konon katanya waktu yang diperlukan dari awal sampai akhir bisa dikatakan lulus ujian hafal Al-Quran itu rata-rata 2 tahun. Itu waktu yang tidak sebentar bukan...

3.   Panduan Cara Menghafal Al-Quran
Selain dengan cara "mondok di pesantren" seperti itu, mereka juga merekomendasikan beberapa teori dari buku-buku yang mengajarkan cara-cara menghafal Al-Quran. Salah satunya adalah buku Panduan Menghafal Al-Quran. Dalam buku Panduan Menghafal Al Quran ini dikemukakan cara termudah untuk menghafalkan AlQuran. Keistimewaan teori ini adalah kuatnya hafalan yang akan diperoleh seseorang disertai cepatnya waktu yang ditempuh untuk mengkhatamkan Al Quran. Teori ini sangat mudah untuk di praktekan dan insya Allah akan sangat membantu bagi siapa saja yang ingin menghafalkan Al Quran.
Tip-tips cara menghafal Al Quran yang diuraikan dalam buku ini:
·         Bagaimana cara termudah untuk menghafalkan al quran.
·         Bagaimana cara menambah hafalan AlQuran pada hari berikutanya.
·         Bagaimana cara menggabung antara mengulang (muraja’ah) dan menambah hafalan baru.
·         Bagaimana cara mengulang Al-Quran (30 Juz) setelag menyelesaikan murajaah di atas.
·         Apa yang dilakukan setelah menghafal Al Qur’an selama satu tahun.
·         Bagaimana cara membedakan antara bacaan yang mutasyabih (mirip) dalam Al Quran.
·         Kaidah dan ketentuan dalam menghafal AlQuran.
Kepada rekan-rekan pembaca jika memang ingin memiliki Panduan Menghafal Al-Quran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar