Selasa, 21 November 2017

MAKALAH

                 PENGERTIAN FILSAFAT SERTA
            MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT

Di Susun
Oleh Kelompok : 1
: REZA RAHMATILLAH

Dosen Pembimbing : Dra. ROSDIANI,  Nst.








SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
GAJAH PUTIH TAKENGON
 ACEH TENGAH , ACEH




PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
                    kata filsafat berasal dari kata yunani yaitu filosofia, yang bersal dari kata kerja filosofain yang berarti mencintai kebijaksanaan, kata tersebut juga berasal dari kata yunani philosophis yang bersasal dari kata kerja philain yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia brerarti ke aripan. Dari kata tersebut lahirlah kata inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai cinta kearifan. [1]
                         Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berpikir yang sistimatis, artinya pembincangan mengenai segala sesuatu dilakukan secara teratur dan mengikuti system yang berlaku sehingga tahap-tahapannya mudah di ikuti, secara termologis filsafat mempunyai arti yang berpariasi juhaya s.pradja mengatakan bahwa arti yang sangat penting dari filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang di junjung tinggi. Filsafat selalu mencari jawaban –jawaban tetapi jawaban yang ditemukan tidak pernah abadi. Oleh karena itu filsafat tidak pernah selesai dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah.[2]
                         Filsafat adalah seni kritik yang bukan semata-mata membatasi diri pada distruksi atau seakan-akan takut untuk membawa pandangan positifnya sendiri, filsafat juga merupakan kebebasan berpikir manusia, segala sesuatu tampa batas dengan mengacu pada hukum karangan atas segala hal. Segala hal yang difikirkan

oleh filsafat berkaitan dengan hal-hal berikut[3] :
1.     Sesuatu yang bersifat metafisik yang dapat dilihat oleh mata kepala manusia.
2.     Alam semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hukum perubahan.
3.     Segala sesuatu yang rasional dan irasional.
4.     Semua yang bersifat natural maupun supra natural.
5.     Akal,rasa,pikiran,intusi, dan partisipasi.
6.     Hakikat yang berbatas dan yang tidak berbatas.
7.     Teori semua pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia yang objectif maupun subjectif.
8.     Fungsi dan mamfaat segala sesuatu yang didambakan manusia atau di hindarinya.
9.     Kebenaran spekulatif yang bersifat rasional tampa batas sehingga berlaku pemahaman diekletis terhadap berbagai penemuan hasil pemikiran manusia, tesis yang melahirkan anti tesis dan teciptanya sitesis. Tesis yang melahirkan anti tesis dan terciptanya sitesis.

Pengertian filsafat menurut para ahli

a. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya. Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

d. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
- Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
- Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
- Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
- Apa itu manusia ( dijawab olh Antropologi )e. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

f. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Sedangkan perbedaannya adalah kalau menurut plato dan Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui nilai kebenaran tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut yang lainnya bahwa filsafat itu adalah ilmu untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, hakikat manusia. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri[4]

B.                                                                              Manfaat Berfilsafat
Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Para filsuf pada masa itu adalah juga ahli-ahli matematika, astronomi, ilmu bumi dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Bagi mereka ilmu pengetahuan itu adalah filsafat dan filsafat adalah ilmu pengetahuan. Dengan demikian jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan yang telah mencapai tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai mandiri dan meninggalkan filsafat yang selama itu telah mendewasakan mereka. Itulah sebabnya filsafat disebut sebagai ilmu matescientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan.
Ketakterbatasan filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan keterbatasannya itu filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan.
Di dunia ini begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari mempelajari filsafat, dari apa yang telah dijelaskan para ahli diatas, mempelajari filsafat telah banyak membuat terobosan-terobosan baru dalam kehidupan sehingga ditemukan tekhnologi-tekhnologi canggih. Dan dengan mempelajari filsafat kita dapat mengetahui pemikiran-pemikiran para filosof dari dahulu hingga sekarang hingga kita tahu perubahan apa saja yang terjadi.
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
C.       Ciri-Ciri Seseorang Itu Berfilsafat
Ada beberapa ciri-ciri seseorang itu berfilsafat menurut filosof antara lain:
- Berpikir radikal, Mencari asas, Memburu kebenaran, Mencari kejelasan, dan Berpikir rasional
- Berpikir radikal salah satu ciri seorang itu berfilsafat sedangkan filsuf adalah pemikir yang radikal. Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkan segala sesuatu. Melainkan dalam arti yang sebenarnya yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal justru hendak memperjelas realitas, lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.
- Seorang filsuf akan selalu berupaya untuk menemukan asas yang paling hakiki dari realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas. Mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat atau salah satu ciri-ciri orang berfilsafat. Misalnya Thales mengatakan bahwa asas pertama alam semesta itu adalah air, Anaximandros mengatakan yang tidak terbatas dan yang membentuk realitas alam semesta yaitu api, udara, tanah dan air.
- Selalu memburu kebenaran termasuk ciri orang berfilsafat. Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu sendiri dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih meyakinkan serta lebih pasti.
- Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual. Berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian/kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah salah satu ciri dasar filsafat.
- Berpikir secaar rasional berarti berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis, sistematis kritis adalah ciri utama berpikir rasional tanpa berpikir yang logis sistematis dan koheren tak mungkin diraih kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
D.       Yang Mendorong Manusia Untuk Berfilsafat
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan

1.      Pada umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya manusia takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti: perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam semesta.

2. Augustinus dan Rene Descartes memulai berfilsafat bukan dari kekaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kegengsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud dipertanyakan itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakan itu tidak jelas atau belum terang. Jadi keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.

3. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Contoh: apabila seorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
B. Menurut Saya
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat dari beberapa hal yang ada diatas seperti kekaguman, keraguan maupun kesadaran akan keterbatasan. Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu
ketidakpuasan. Karena dengan ketidakpuasan membuat manusia terus-menerus berusaha mencari penjelasan yang meyakinkan dan pasti akan sesuatu peristiwa yang dipertanyakan yang lambat laun mulai berpikir secara rasional atau logis.
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.

E.       Manfaat Berfilsafat
Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Para filsuf pada masa itu adalah juga ahli-ahli matematika, astronomi, ilmu bumi dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Bagi mereka ilmu pengetahuan itu adalah filsafat dan filsafat adalah ilmu pengetahuan. Dengan demikian jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan yang telah mencapai tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai mandiri dan meninggalkan filsafat yang selama itu telah mendewasakan mereka. Itulah sebabnya filsafat disebut sebagai ilmu matescientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan.
Ketakterbatasan filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan keterbatasannya itu filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan.
Di dunia ini begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari mempelajari filsafat, dari apa yang telah dijelaskan para ahli diatas, mempelajari filsafat telah banyak membuat terobosan-terobosan baru dalam kehidupan sehingga ditemukan tekhnologi-tekhnologi canggih. Dan dengan mempelajari filsafat kita dapat mengetahui pemikiran-pemikiran para filosof dari dahulu hingga sekarang hingga kita tahu perubahan apa saja yang terjadi.
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
F.        Ciri-Ciri Seseorang Itu Berfilsafat
Ada beberapa ciri-ciri seseorang itu berfilsafat menurut filosof antara lain:
- Berpikir radikal, Mencari asas, Memburu kebenaran, Mencari kejelasan, dan Berpikir rasional
- Berpikir radikal salah satu ciri seorang itu berfilsafat sedangkan filsuf adalah pemikir yang radikal. Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkan segala sesuatu. Melainkan dalam arti yang sebenarnya yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal justru hendak memperjelas realitas, lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.
- Seorang filsuf akan selalu berupaya untuk menemukan asas yang paling hakiki dari realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas. Mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat atau salah satu ciri-ciri orang berfilsafat. Misalnya Thales mengatakan bahwa asas pertama alam semesta itu adalah air, Anaximandros mengatakan yang tidak terbatas dan yang membentuk realitas alam semesta yaitu api, udara, tanah dan air.
- Selalu memburu kebenaran termasuk ciri orang berfilsafat. Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu sendiri dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih meyakinkan serta lebih pasti.
- Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual. Berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian/kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah salah satu ciri dasar filsafat.
- Berpikir secaar rasional berarti berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis, sistematis kritis adalah ciri utama berpikir rasional tanpa berpikir yang logis sistematis dan koheren tak mungkin diraih kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
G.       Yang Mendorong Manusia Untuk Berfilsafat
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan

2.      Pada umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya manusia takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti: perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam semesta.

2. Augustinus dan Rene Descartes memulai berfilsafat bukan dari kekaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kegengsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud dipertanyakan itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakan itu tidak jelas atau belum terang. Jadi keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.

3. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Contoh: apabila seorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
B. Menurut Saya
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat dari beberapa hal yang ada diatas seperti kekaguman, keraguan maupun kesadaran akan keterbatasan. Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu
ketidakpuasan. Karena dengan ketidakpuasan membuat manusia terus-menerus berusaha mencari penjelasan yang meyakinkan dan pasti akan sesuatu peristiwa yang dipertanyakan yang lambat laun mulai berpikir secara rasional atau logis.
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.




[1] Achmadi, studi filsafat umum, ( Jakarta : PT  Raja grafindo persada,2010.),h. 1
[2] Atang abdul hakim, filsfat umum: pengertian filsafat.h 15
[3] Atang abdul hakim, filsafat umum: kaitan-kaitan filsafat,h 17

[4] Asmoro achmadi, filsafat umum. ( Jakarta: PT Raja grafindo persada, 2010),h.6 - 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar