MAKALAH
PENGERTIAN FILSAFAT SERTA
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT
Di
Susun
Oleh
Kelompok : 1
:
REZA RAHMATILLAH
Dosen
Pembimbing :
Dra. ROSDIANI, Nst.
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
GAJAH PUTIH
TAKENGON
ACEH TENGAH , ACEH
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
kata filsafat berasal dari kata yunani yaitu
filosofia, yang bersal dari kata kerja filosofain yang berarti mencintai
kebijaksanaan, kata tersebut juga berasal dari kata yunani philosophis yang
bersasal dari kata kerja philain yang berarti mencintai, atau philia yang
berarti cinta, dan sophia brerarti ke aripan. Dari kata tersebut lahirlah kata
inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai cinta kearifan. [1]
Filsafat adalah
pencarian kebenaran melalui alur berpikir yang sistimatis, artinya pembincangan
mengenai segala sesuatu dilakukan secara teratur dan mengikuti system yang
berlaku sehingga tahap-tahapannya mudah di ikuti, secara termologis filsafat
mempunyai arti yang berpariasi juhaya s.pradja mengatakan bahwa arti yang
sangat penting dari filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang di junjung tinggi. Filsafat selalu mencari jawaban
–jawaban tetapi jawaban yang ditemukan tidak pernah abadi. Oleh karena itu
filsafat tidak pernah selesai dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah
masalah.[2]
Filsafat adalah seni
kritik yang bukan semata-mata membatasi diri pada distruksi atau seakan-akan
takut untuk membawa pandangan positifnya sendiri, filsafat juga merupakan
kebebasan berpikir manusia, segala sesuatu tampa batas dengan mengacu pada
hukum karangan atas segala hal. Segala hal yang difikirkan
oleh filsafat berkaitan dengan
hal-hal berikut[3] :
1.
Sesuatu
yang bersifat metafisik yang dapat dilihat oleh mata kepala manusia.
2.
Alam
semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hukum perubahan.
3.
Segala
sesuatu yang rasional dan irasional.
4.
Semua
yang bersifat natural maupun supra natural.
5.
Akal,rasa,pikiran,intusi,
dan partisipasi.
6.
Hakikat
yang berbatas dan yang tidak berbatas.
7.
Teori
semua pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia yang objectif
maupun subjectif.
8.
Fungsi
dan mamfaat segala sesuatu yang didambakan manusia atau di hindarinya.
9.
Kebenaran
spekulatif yang bersifat rasional tampa batas sehingga berlaku pemahaman
diekletis terhadap berbagai penemuan hasil pemikiran manusia, tesis yang
melahirkan anti tesis dan teciptanya sitesis. Tesis yang melahirkan anti tesis
dan terciptanya sitesis.
Pengertian filsafat menurut para
ahli
a. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b. Aristoteles (384 SM - 322SM)
mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di
dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c. Marcus Tullius Cicero (106 SM -
43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan
tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya. Muslim
terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
d. Immanuel Kant (1724 -1804), yang
sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
- Apakah yang dapat kita ketahui?
(dijawab oleh metafisika)
- Apakah yang dapat kita kerjakan?
(dijawab oleh etika)
- Sampai di manakah pengharapan
kita? (dijawab oleh agama)
- Apa itu manusia ( dijawab olh
Antropologi )e. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan:
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari
radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan
dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
kesimpulan-kesimpulan yang universal.
f. Drs H. Hasbullah Bakry
merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai
oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Sedangkan perbedaannya adalah kalau menurut plato dan Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui nilai kebenaran tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut yang lainnya bahwa filsafat itu adalah ilmu untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, hakikat manusia. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri[4]
Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Sedangkan perbedaannya adalah kalau menurut plato dan Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui nilai kebenaran tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut yang lainnya bahwa filsafat itu adalah ilmu untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, hakikat manusia. Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri[4]
B.
Manfaat Berfilsafat
Tatkala
filsafat lahir dan mulai tumbuh ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari filsafat. Para filsuf pada masa itu adalah juga ahli-ahli
matematika, astronomi, ilmu bumi dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Bagi
mereka ilmu pengetahuan itu adalah filsafat dan filsafat adalah ilmu
pengetahuan. Dengan demikian jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat
mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan yang telah mencapai
tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai mandiri dan meninggalkan filsafat
yang selama itu telah mendewasakan mereka. Itulah sebabnya filsafat disebut
sebagai ilmu matescientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan.
Ketakterbatasan
filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Akan
tetapi, dengan keterbatasannya itu filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi,
mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang
melandasi berbagai ilmu pengetahuan.
Di dunia
ini begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari mempelajari filsafat, dari
apa yang telah dijelaskan para ahli diatas, mempelajari filsafat telah banyak
membuat terobosan-terobosan baru dalam kehidupan sehingga ditemukan
tekhnologi-tekhnologi canggih. Dan dengan mempelajari filsafat kita dapat
mengetahui pemikiran-pemikiran para filosof dari dahulu hingga sekarang hingga
kita tahu perubahan apa saja yang terjadi.
Contoh:
seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal
baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang
awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
C.
Ciri-Ciri Seseorang Itu Berfilsafat
Ada
beberapa ciri-ciri seseorang itu berfilsafat menurut filosof antara lain:
- Berpikir radikal, Mencari asas, Memburu kebenaran, Mencari kejelasan, dan Berpikir rasional
- Berpikir radikal, Mencari asas, Memburu kebenaran, Mencari kejelasan, dan Berpikir rasional
- Berpikir radikal salah satu ciri
seorang itu berfilsafat sedangkan filsuf adalah pemikir yang radikal. Berpikir
radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkan segala
sesuatu. Melainkan dalam arti yang sebenarnya yaitu berpikir secara mendalam
untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal justru
hendak memperjelas realitas, lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas
itu sendiri.
- Seorang filsuf akan selalu
berupaya untuk menemukan asas yang paling hakiki dari realitas. Dengan
menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan
menjadi jelas. Mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat atau salah
satu ciri-ciri orang berfilsafat. Misalnya Thales mengatakan bahwa asas pertama
alam semesta itu adalah air, Anaximandros mengatakan yang tidak terbatas dan
yang membentuk realitas alam semesta yaitu api, udara, tanah dan air.
- Selalu memburu kebenaran termasuk
ciri orang berfilsafat. Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang
diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang
dapat dipersoalkan. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu
sendiri dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih meyakinkan serta
lebih pasti.
- Geisler dan Feinberg mengatakan
bahwa ciri khas penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih
kejelasan intelektual. Berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk
mendapatkan kejelasan pengertian/kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari
kejelasan itu adalah salah satu ciri dasar filsafat.
- Berpikir secaar rasional berarti
berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis, sistematis kritis adalah
ciri utama berpikir rasional tanpa berpikir yang logis sistematis dan koheren
tak mungkin diraih kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
D.
Yang Mendorong Manusia Untuk
Berfilsafat
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
1.
Pada
umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya
heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya
manusia takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan
ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti:
perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam
semesta.
2. Augustinus dan Rene Descartes memulai berfilsafat bukan dari kekaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kegengsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud dipertanyakan itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakan itu tidak jelas atau belum terang. Jadi keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.
3. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Contoh: apabila seorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
2. Augustinus dan Rene Descartes memulai berfilsafat bukan dari kekaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kegengsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud dipertanyakan itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakan itu tidak jelas atau belum terang. Jadi keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.
3. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Contoh: apabila seorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
B. Menurut Saya
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat dari beberapa hal yang ada diatas seperti kekaguman, keraguan maupun kesadaran akan keterbatasan. Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat dari beberapa hal yang ada diatas seperti kekaguman, keraguan maupun kesadaran akan keterbatasan. Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu
ketidakpuasan. Karena dengan
ketidakpuasan membuat manusia terus-menerus berusaha mencari penjelasan yang
meyakinkan dan pasti akan sesuatu peristiwa yang dipertanyakan yang lambat laun
mulai berpikir secara rasional atau logis.
Contoh: ketidakpuasan seseorang
mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum ditempati membuat
seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar
angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
E.
Manfaat Berfilsafat
Tatkala
filsafat lahir dan mulai tumbuh ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari filsafat. Para filsuf pada masa itu adalah juga ahli-ahli
matematika, astronomi, ilmu bumi dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Bagi
mereka ilmu pengetahuan itu adalah filsafat dan filsafat adalah ilmu
pengetahuan. Dengan demikian jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat
mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan yang telah
mencapai tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai mandiri dan meninggalkan
filsafat yang selama itu telah mendewasakan mereka. Itulah sebabnya filsafat
disebut sebagai ilmu matescientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan.
Ketakterbatasan
filsafat yang demikian itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Akan
tetapi, dengan keterbatasannya itu filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi,
mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi
berbagai ilmu pengetahuan.
Di dunia
ini begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari mempelajari filsafat, dari
apa yang telah dijelaskan para ahli diatas, mempelajari filsafat telah banyak
membuat terobosan-terobosan baru dalam kehidupan sehingga ditemukan
tekhnologi-tekhnologi canggih. Dan dengan mempelajari filsafat kita dapat
mengetahui pemikiran-pemikiran para filosof dari dahulu hingga sekarang hingga
kita tahu perubahan apa saja yang terjadi.
Contoh:
seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-hal
baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang
awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
F.
Ciri-Ciri Seseorang Itu Berfilsafat
Ada
beberapa ciri-ciri seseorang itu berfilsafat menurut filosof antara lain:
- Berpikir radikal, Mencari asas, Memburu kebenaran, Mencari kejelasan, dan Berpikir rasional
- Berpikir radikal, Mencari asas, Memburu kebenaran, Mencari kejelasan, dan Berpikir rasional
- Berpikir radikal salah satu ciri
seorang itu berfilsafat sedangkan filsuf adalah pemikir yang radikal. Berpikir
radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkan segala
sesuatu. Melainkan dalam arti yang sebenarnya yaitu berpikir secara mendalam
untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal justru
hendak memperjelas realitas, lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas
itu sendiri.
- Seorang filsuf akan selalu
berupaya untuk menemukan asas yang paling hakiki dari realitas. Dengan
menemukan esensi suatu realitas, realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan
menjadi jelas. Mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat atau salah
satu ciri-ciri orang berfilsafat. Misalnya Thales mengatakan bahwa asas pertama
alam semesta itu adalah air, Anaximandros mengatakan yang tidak terbatas dan
yang membentuk realitas alam semesta yaitu api, udara, tanah dan air.
- Selalu memburu kebenaran termasuk
ciri orang berfilsafat. Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang
diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang
dapat dipersoalkan. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu
sendiri dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih meyakinkan serta
lebih pasti.
- Geisler dan Feinberg mengatakan
bahwa ciri khas penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih
kejelasan intelektual. Berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan
untuk mendapatkan kejelasan pengertian/kejelasan seluruh realitas. Perjuangan
mencari kejelasan itu adalah salah satu ciri dasar filsafat.
- Berpikir secaar rasional berarti
berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis, sistematis kritis adalah
ciri utama berpikir rasional tanpa berpikir yang logis sistematis dan koheren
tak mungkin diraih kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
G.
Yang Mendorong Manusia Untuk
Berfilsafat
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
2.
Pada
umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya
heran dalam pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya
manusia takjub memandang benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan
ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang lebih besar dan luas seperti:
perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan asal mula alam
semesta.
2. Augustinus dan Rene Descartes memulai berfilsafat bukan dari kekaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kegengsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud dipertanyakan itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakan itu tidak jelas atau belum terang. Jadi keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.
3. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Contoh: apabila seorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
2. Augustinus dan Rene Descartes memulai berfilsafat bukan dari kekaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kegengsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia selaku penanya mempertanyakan sesuatu dengan maksud dipertanyakan itu. Tentu saja hal itu berarti bahwa apa yang dipertanyakan itu tidak jelas atau belum terang. Jadi keraguanlah yang turut merangsang manusia untuk bertanya dan terus bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat.
3. Berfilsafat dapat pula bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia.
Contoh: apabila seorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pad waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
B. Menurut Saya
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat dari beberapa hal yang ada diatas seperti kekaguman, keraguan maupun kesadaran akan keterbatasan. Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu
Ada beberapa hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat dari beberapa hal yang ada diatas seperti kekaguman, keraguan maupun kesadaran akan keterbatasan. Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu
ketidakpuasan. Karena dengan
ketidakpuasan membuat manusia terus-menerus berusaha mencari penjelasan yang
meyakinkan dan pasti akan sesuatu peristiwa yang dipertanyakan yang lambat laun
mulai berpikir secara rasional atau logis.
Contoh: ketidakpuasan seseorang
mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum ditempati membuat
seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar
angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar