Selasa, 21 November 2017

MAKALAH
TIGA
KERAJAAN BESAR
DINASTI SAFAWI , MUGHAL HINDIA ,TURKY USMANI

Ø DISUSUN OLEH KELOMPOK  8  : Reza Rahmatillah
Ø  JURUSAN                                           : TARBIAH
Ø  PRODY                                               : PAI
Ø  UNIT                                                  : A
Ø  SEMESTER                                         : 1 ( SATU )

Ø DOSEN PEMBIMBING
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI(STAIN GPA) TAHUN AJARAN 2013/2014




KATA PENGANTAR

Puji sukur kita atas kehadirat ALLAH swt, karena dengan rahmat dan karunianya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman sekalian yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman sekalian.




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
 BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
II.1 Dinasti Safawi.......................................................................................... 2
II.1.1 Para Penguasa Safawiyah....................................................................... 2
II.1.2 Kemajuan Dinasti Safawiyah................................................................. 3
II.1.3 Kemunduran dan kehancuran................................................................. 3
II.2 Kerajaan Mughal di India...................................................................... 3
II.2.1 raja-raja mughal...................................................................................... 4
II.2.2 kemunduran dan kehancuran kerajaan islam mughal............................... 5
II.3 Kerajaan Turki Usmani............................................................................ 7
II.3.1 kemajuan yang di capai yang di capai turki usmani............................... 7
II.3.2 Kemajuan budaya dan keagamaan......................................................... 10
II.3.3 Kemunduran Kerajaan Turki Usmani..................................................... 11
BAB III PENUTUP................................................................................................. 15
III.1 Kesimpulan.............................................................................................. 15
III.2 Saran........................................................................................................ 15



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    latar  Belakang  Masalah
Seperti yang kita ketahui, sejarah Islam telah melalui tiga periode yaitu periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang). Pada periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, serta adanya kemajuan di bidang sains. Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran yang ditandai dengan terpecahnya kerajaan Islam menjadi beberapa kerajaan antara lain: (a). Kerajaan Usmani di Turki, (b). Kerajaan Safawi di Persia, dan (c). Kerajaan Mughal di India. Kemunculan tiga kerajaan Islam ini banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaannya dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M). Kerajaan Safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya (1588-1628 M). Dan Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M). Seperti takdir yang telah Allah tentukan disetiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan yang gilang gemilang dibawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan cepat.
BAB 8
PEMBAHASAN
Tiga Kerajaan Besar Dinasti Safawi , Mughal Hindia ,Turky Usmani
A.   Dinasti Safawi 
Dinasti Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat di Ardabel, sebuah kota kecil di Ajarbaizan, Asia kecil. Tarikat ini di dirikan oleh Safiudin (1252-1332 M). gerakan ini semakin besar dan berhasil mendirikan sebuah dinasti.sejak di dirikan pada tahun 1301 M, tarekat ini  mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tujuan awal dari gerakan ini adalah untuk memberantas penyimpangan yang dilakukan masyarakat muslim di asia kecil, yang di kenal dengan sebutan ahli bid’ah.tetapi karena begitu fanatiknya gerakanpara pengikut gerakan tarekat ini, akhirnya gerakan ini tidak hanya bertujuan membarantas kelompok bid’ah, bahkan melakukan gerakan melawan mereka yang bukan berasal dari golongan syi’ah . Gerakan tarekat ini di pimpin oleh Junaid (1447-1460 M). sepeninggal Junaid, pimpinan tarekat di gantikan oleh anaknya bernama Haidar. Haidar mengawini putrid Uzun Hasan dan melahirkan anak bernama Isma’il.dialah yang kelak berhasi mendirikan kerajaan Safawiyah.[1]
1.         Para Penguasa Safawiyah
 Isma’il berkuasa selama 23 tahun, baberapa tahun pertamanya ia berhasil menumpas sisa-sisa kekuatan Ak-kuyonlu dan melancarkan gerakan ekspansi. Ekspansi ini berhasil menaklukan propinsi caspia di Nazardaran, gurgan, dan yazd (1504 M),Diyar Bark (1505-1507 M), baqdad dan wilayah barat daya yang di taklukkannya pada tahun 1501 M. hanya dalam waktu sepuluh tahun, Isma’il berhasil memperluas kekuasaan yang meliputi wilayah Persia.[2]
2.         Kemajuan Dinasti Safawiyah
        Kemajuan ekonomi pada masa ini bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun. Dengan demikian safawiyah menguasai perdagangan barat dan timur. Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian. Kemajuan ekonomi ini mengantarkan safawiyah mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan seni.[3]
3.         Kemunduran dan kehancuran
Kerajaan safawiyah mengalami kemunduran yang berangsur-angsur dan akhirnya runtuh. Hal itu terjadi karena sejumlah raja yang berkuasa setelah abbas merupakan penguasa yang lemah, sehingga tidak mampu memprtahankan kejayaan kerajaan safawiyah.  Ada sejumlah faktor penyebab kemunduran kerajaan ini selain factor ketidak cakapan sejumlah raja setelah Abbas I, di antaranya adalah pertama; konflik militer yang berkepanjangan dengan kerjaan.[4]
B.   Kerajaan Mughal di India
Sebelum dinasti Mughal berdirikan di India wilayah ini sudah pernah di kuasai para penguasa Islam pada masa dinasti Bani Umayah, yakni pada masa khalifah Al- Walid.penaklukan wilayah ini di lakukan oleh pasukan Umayah yang di pimpin oleh panglima Muhammad bin Qasim kemudian pasukan ghaznawiyah di bawah pimpinan sultan Mahmud, berhasil mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan menaklukan seluruh kekuasaan hindu dan melakukan Islamisasi sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. setelah gaznawi hancur, muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai India.[5]
Kerajaan Islam Mughal di India di dirikan oleh Zahiruddin Babur. Ayahnya bernama Umar Mirza yang merupakan seorang penguasa Farghana.sepeninggal ayahnya Babur yang berusia 11 tahun mewarisi tahta kekuasaan wilayah Farghana. Ia bercita-cita menguasai wilayah samarkhan yang merupakan kota terpencil di Asia Tengah pada saat itu.  Pada tahun 1954 Babur berhasil menaklukkan samarkhan dan pada tahun 1504 M ia berhasil menaklukan Kabul, ibu kota Afghanistan. Dari Kabul, Babur melanjutkan ekspansi ke India. Ketika itu India berada di bawah kekuasaan Ibrahim Lodi. Pada saat itu , pemerintah dinasti Lodi sedang mengalami krisis politik, dan pertahanan mulai melemah, sehingga babur dengan mudah mengalahkannya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil mengusai wilayah Punjab. Setelah memenangkan pertempuran di Panipat, Babur dan pasukannya berhasil memasuki kota Delhi. Setahun kemenangan itu, tepatnya pada 1526 M. babur berusaha mengembangkan Islam di wilayah tersebut.[6]
1.         raja-raja mughal
Sepeninggal Babul, tahta kerajaan Mughal di teruskan oleh anaknya yang bernama Humayun. Sekalipun Babur berhasil menegakkan Mughal dari serangan musuh, namun Humayun tetap saja menghadapi banyak tantangan, di antara pemberontakan dari Bahadur syah, penguasa Gujarat yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan delhi. Akan tetapi pasukan tersebut dapat di kalahkan pasukan Humayun.pada tahun 1556 M Humayun meninggal.[7]
Sepeninggal Humayun, tahta kerajaan Mughal di jabat oleh putranya bernama Akbar(1556-1603 M). ketika menerima tahta kerajaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan di percayakan kepada Bairam khan, seorang penganut syiah. Ketika dewasa Akbar berusaha menyingkirkan Bhairam Khan, karena dianggap terlalu memaksakan paham syiah. Bhairam mengadakan pemberontakan yang segera dapat di padamkan oleh Akbar dalam pertempuran di Jullandur tahun 1561 M.[8]
Untuk mengatasi perbedaan agama agar tidak terjadi konflik umat beragama, Akbar membuat kebijakan nerupa kebijakan politik. Politik sulakhul (toleransi universal).politik ini berhasil menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam suku dan keyakinannya.kemajuan yang telah di capai Akbar dapat di pertahankan oleh penerusnya yang bernama Jehangir(1605-1627 M) dan syah Jihan(1628-1658M), dan Aurangzeb(1659-1707 M). ketiganya merupakan raja-raja besar mughal yang di dukung oleh kekuatan militer yang besar.[9]
2.         kemunduran dan kehancuran kerajaan islam mughal
Terdapat beberapa faktor penyebab kemunduran dan kehancuran dinasti Mughal di India. Di antaranya adalah konflik internal dikalangan istana, serangan bangsa Hindu, serangan bangsa Persia dan masuknya unsure asing seperti bangsa Inggris yang menguasai sector ekonomi dengan mendirikan IEC. Meskipun mughal merupakan kerajaan Islam namun mayoritas warganya tetap beragama Hindu.bahkan sejarah pembentukan kerajaan ini bermula dari gerakan penaklukan terhadap sejumlah penguasa Hindu. Mereka melancarkan pemberontakan di bawah pimpinan Hemu dalam peperangan panipat II (1556M). pada waktu mughal mengalami krisis perebutan kekuasaan di kalangan istana yakni antara tahun 1779-1748 M, orang-orang Hindu kembali melancarkan sejumlah pemberontakan. Kelompok sikh di sebelah utara delhi, dan merebut kota sirhind. Golongan Maratha di bawah pimpinan Baji Rao berhasil merebut sebagian wilayah Gujarat di tahun 1723 M.[10]
Ketika keadaan Mughal dalam kondisi seperti itu, inggris memperkuat posisinya. Dari urusan perdagangan Inggris berusaha memperlebar pengaruhnya dalam lapangan politik dengan di bentuknya EIC. Inggris memperkut militernya di daerah perdagangan yang di kuasainya, terutama di Bengal. Militer inggris berhasil menekan Syah Alam, sehingga melepaskan wilayah Qudh, Bengal, dan Orisa Kepada Inggris. Akbar II (1806-1837 M), pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC untuk mengembangkan perdangan di India sebagaimana di inginkan oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Baharudin Syah (1837-1858 M) pengganti akbar II, menentang isi perjanjian yang telah di sepakati oleh ayahnya, hal ini menimbul konflik antara Baharudin syah dengan pihak Inggris.[11]
Ketika itu, pihak EIC sedang mengalami kerugian akibat tidak efiseinnya administrasi perusahaan,sedang pihak EIC harus tetap menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Inilah latar belakang EIC memungut pajak tinggi dari rakyat. Rakyat yang merasa tertekan berusaha melancarkan pemberontakan dengan menjadikan Baharudin Syah sebagai pemimpin mereka melawan Inggris dalam sebuah pertempuran yang terjadi pada bulan mei 1857 M pihak Inggris berhasil menghancurkan kekuatan rakyat India. Mereka di hokum secara kejam sebelum di usir dari Delhi. Baharuddin Syah di usir dari istana pada tahun 1885 M. dengan demikian berakhirlah kikuasaan kerajaan Islam Mughal di India. [12]
C.   Kerajaan Turki Usmani
Kehancuran dinasti Turki Saljuk oleh serangan pasukan Mongol, merupakan saat pembentukan dinasti Turki Usmani. Silsilah turki Usmani berpangkal pada sebuah suku kecil, yakni kabilah Ughu, semula mereka tinggal di sebelah utara negeri Cina. Karena tekanan dari bangsa Mongol dengan di pimpin olkeh Sulaiman syah mereka berpindah tempat kearah barat, hingga mereka bergabung dengan saudara seketurunan, yakni orang Turki saljuk.[13]
Di bawah pimpinan Ertogrul(w 1280 M) mereka mengabdikan kepada Sultan Saljuk,  Alauddin yang sedang berperang melawan Bizartine. Atas kehebatan Ertogrul dan dukungan penuh dari anak buahnya, pasukan saljuk mendapatkan kemenangan penuh melawan Bizartine. sebagai hadiahnya, sultan memberikan wilayah di perbatasan Bizartine kepada Ertogrul, serta memberinya wewenang untuk mengadakan ekspansi.[14]
1.         Kemajuan yang di capai yang Di capai Turki Usmani Semula kerajaan usmani hanyalah kerajaan kecil, tetapi dengan dumungan militer yang kuat tidak beberapa lama kerajaan usmani menjadi kerajaan yang kuat. Ekspansi usmani tidak hanya bergerak kea rah timur tetapi juga kea rah barat. Orkhan berhasil menaklukan kota-kota Yunani seperti; Nicea, Nekomedia, dan sejumlah daerah di sekitarnya.sejak naik tahta Murad I melanjutkan kebijakan ayahnyauntuk meneruskan gerakan ekspansi. Adrianopel di taklukkan pada tahun 1356 M. kemudian secara berturut-turut di susul dengan jatuhnya kota Macedonia, Bulgaria dan Serbia. Ke tangan Murad I. kemudian sultan Bayazid I memperluas wilayah Usmani ke Eropa dengan menaklukan sebagian wilayah Eropa timur sampai ke Hongaria. Gerakan ekspansi ini sempat terhenti di penghujung pemerintahan pemerintahan Bayazid I akibat tekanan dari pasukan timur Lenk. Pada tahun 1402 M. namun para para penguasa Usmani berhasil melanjutkan kembali ekspansi ini, terutama pada Muhammad II. Gelar al-Fatih sang penakluk pantas di sandang Muhammad II keberhasilannya menaklukan kekuatan terakhir imperium Romawi timur yang berpusat di konstantinopel.[15]
Keberhasilan ekpansi pada masa awal Turki Usmani sempat menimbulkan kecemasan bangsa-bangsa Eropa, sehingga mereka mengerahkan kembali pasukan salib Pada tahun 1396 M. kekuatan Eropa di pimpin oleh para uskup gereja, berhasil di kalahkan oleh pasukan Usmani. Keberhasilan ekspansi Turki Usmani di barengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam struktur pemerintahan, khalifah atau sultan merupakan penguasa tertinggi yang di bantu oleh perdana menteri yang membawahi gubernur. Di bawah gubernur terdapat bupati. Demi penertiban urusan pemerintahan Sulaiman I menetapkan sejumlah peraturan dan perundangan. Sikap penguasa Usmani cenderung tidak memaksakan agama setelah berhasil menaklukan atau menguasai suatu wilayah. Mereka tetap memberikan kebebasan pihak gereja untuk menangani suatu wilayah dan untuk menangani urusan umatnya. Selain itu penguasa Usmani yang mlindungi sejumlah gereja Kristen menimbulkan simpatik masyarakat setempat.[16]
 Pengambilalihan kekuasaan Bizantiun menjadi kekuasaan muslim Turki Usmani menimbulkan perpindahan agama dan sekaligus menjadikan tersebrnya agama Islam di Eropa. Sebekumnya penduduk Turki, mayoritas masyarakat Yunani, Armenia, Georgia, dan Anatolia adalah pemeluk Kristen. Pada abad ke-15 mayoritas penduduk wilayah ini telah menjadi muslim. Peralihan agama ini sangat berkaitan dengan melemahnya otoritas gereja Anatolia, akibat kemunduran imperium bizartine dan juga akibat penyerahan Anatolia menjadi kekuasaan turki, sehingga masyarakat Anatolia hidup tanpa kepemimpinan.[17]
pada masa itu Kristen telah salah menduga bahwa kekalahan mereka merupakan hukuman dari Tuhan yang akan mengakhiri hidup mereka. Ternyata pasukan muslim turki tidak hanya memberikan hak hidup bahkan menjamin kebebasan beragama sedikit demi sedikit mereka memeluk agama Islam sampai pada abad 15 M semua warga Anatolia memeluk Islam.
Penaklukan dan pendudukan Usmani atas semenanjug Balkan juga menimbulkanpeningkatan pemeluk muslim di semenanjung ini. Bangsa turki pertama kali datang di Balkan melalui Thrace.lembah Marista, Bulgaria utara dan Albania utarapada sekitar abad 14-15 M. mereka mendirikan ratusan perkampungan baru yang sebagian besar di huni oleh muslim. Sekalipun terjadi peralihan agama di Serbia, Albani, dan Bulgaria namun peralihan ini sama sekali tidak menimbulkan perselisihan. Pada abad 17 M Islam mulai berkembang di Albani utara, dan Montenegro.bangsa-bangsa Yunani di bagian barat daya Macedonia dan crete memeluk Islam sekitar petengahan abad ke-17 sampai abad ke-18.[18]
Demikian lah Turki Usmani telah berjasa melanjutkan gerakan ekspansi wilayah muslim khususnya ke daratan Eropa, dan telah berjasa berjasa sekali menyebarkan Islamisasi di tengah masyrakat Eropa.
2.         Kemajuan budaya dan keagamaan
Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizntium dan arab. Dari kebudayaan Persia banyak menerima ajaran tentang etika dan tata karma dalam kehidupan istana. Organisasi pemerintahan mereka dapatkan kebudayaan Bizantine. Sedang dari kebudayaan arab mereka mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.[19]
Sebagai bangsa yang berdarah militer bangsa Turki Usmani lebih memperhatikan kemajuan bidang politik dan kemiliteran, sedang perhatian mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan tidak begitu menonjol, kecuali di bidang seni arsitektur  sejumlah bangunan Islam di bangun dengan kata seni yang sangat indah. Masjid jami’ Muhammad al-Fatih, masjid Agung Sulaiman, masjid Abu Ayyub al- Anshari, dan sebuah masjid yang semula adalah gereja, aya shopia yang merupakan peninggalan arsitektur Usmani. 
3.         Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Fase kemunduran turki Usmani secara perlahan semenjak kematian Sulaiman I al-qanunifase kemunduran ini di tandai dengan melemahnya semangat perjuangan prajurid Usmani yang menyebabkan sejumlah kekalahan dalam menghadapi sejumlah peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemeritahan tidak berjalan semestinya.
Beberapa factor penyebab kemunduran dinasti Bani Usmani. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, luasnya wilayah kekuasaan Usmani.mtampaknya penguasa turki hanya menuruti ambisi penaklukan, sementara penataan system dan tata pemerintahan terabaikan.
Kedua, pemberontakan Jennisary. Pada masa belakangan Jennisary tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, namun keberadaannya di dominasi oleh keturunan dan golongan tertentu.
Ketiga, pengusa yang tidak cakap. Generasi penguasa Usmani sesudah Sulaiman al-Qanuni cenderung lemah semangat perjuangan nya.
Keempat, merosotnya perekonomian Negara akibat sejumlah peperangan, di mana sebagian peperangan tersebut pihak Turki mengalami kekalahan. Terlepasnya wilayah-wilayah kekuasaan Usmani juga menimbulkan kemerosotan beberapa Negara..
Kelima, stagnasi bidang ilmu dan tekhnologi. Kemajuan militer yang tidak di imbangi dengan ilmu dan tekhnologi. Sementara itu pihak Eropa berhasil mengembangkan persenjataan maka ketika terjadi kontak senjata berkali turki usmani mengalami kekalahan.[20]
Keenam, tumbuhnya gerakan nasionalisme. Kekuasaan Turki atas sejumlah wilayah yang di dudukinya bermula dari gerakan penyerbuan dan penaklukan. Sekalipun penguasa Turki telah berbuat sbaik mungkin terhadap masyarakat yang di kuasainya, namun kehadiran penguasa Usmani tetap saja di pandang sebagai pihak asing. Pandangan ini akhirnya kesadaran kebangsaan yang melatar belakangi sejumlah pemberontakan dan peperangan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Turki Usmani.[21]
D.      Akhir Riwayat Imperium Turki Usmani 
Setalah kekalahan atas Eropa, usmani mulai menyadari kelemahannya dan menyadari pembaharuan kemiliteran. Usaha- usaha tersebut seolah tidak berarti di banding kemajuan tekhnologi kemiliteran Eropa yang berkembang sangat pesat. Berkali-kali Usmani harus bertekuk lutut menghadapi militer Rusia dan bangsa Eropa lainnya.
Ketika terjadi perang dunia pertama (1915), Turki Usmani bergabung dengan Jerman. Dalam peperangan ini Jerman dan Turki mengalami kekalahan. Akibatnya banyak kekuasaan Turki Usmani yang memisahkan diri. Sampai tahun 1919 pihak sekutu gencar menyerang Turki. Pihak sekutu menandatangani perjanjian sevres. Antara lain perjanjian ini berisi pengesahan penduduk Yunani atas Istambul. Perjanjian yang di tanda tangani pihak penguasa Turki ini di protes oleh sebuah pemberontakan. Colonel Mustafa Kamal justru bepihak pada pemberontakan ini. Mustafa kamal berhasil menahan serangan Yunani dan berhasil memaksa Eropa menyerahkan kekuasaan atas wilayah Azmir dan Anatolia. Pada bulan April 1921, sidang majelis Turki menetapkan Mustafa Kamal sebagai pimpinan.
Dalam situasi ini Yunani kembali menyerang Turki Usmani pada agustus hingga pertengahan September 1921. Tetapi Mustafa Kamal berhasil mematahkan serangan ini dan memaksa Yunani menanda tangani perjanjian Lusan yang berisikan pengakuan kekuasaan Turki Usmani atas Asia kecil, Istambul, dan pihak Yunani harus segera kembali ke negeri asal mereka.[22]
Menurut Mustafa Kamal kemunduran-kemunduran Turki Usmani di sebabkan karena tidak beresnya system kekhalifahan. Oleh karena itu, system ini harus di hapuskan kalau Turki ingin maju sebagaimana Negara Eropa lainnya. Karena pertimbangan ini maka Mustafa Kamal dalam kapasitasnya sebagai pimpinan dewan majelis menghapuskan jabatan khalifah pada tahun 1924 M. semenjak ini Turki Turki Usmani dan dan sejarah Turki memasuki era modern.[23]
Ada hal penting yang perlu di tugaskan di sini bahwa sejak Mustafa Kamal al-tarturk menghapuskan system khalifah dan mengubah Negara menjadi Republik Turki, maka orientasi menjadi sekuler. Semua system yang bercorak keagamaan di hapus, misalnya pengadilan syar’I di hapuskan diganti dengan pengadilan sekuler pembubaran kementrian urusan keagamaan dan kesalehan, pembubaran lembaga pendidikan agama atau medrese, di gantikan dengan system pendidikan modern ala barat. Kebijakan ini benar-benar menghapuskan lembaga ulama atau ilmiye, sehingga para ulama tidak di beri perean sama sekali. Dengan demikian dapat di katakana bahwa Turki modern adalah Negara Republik Islam Turki yang sekuler, yang berbeda dengan dasar awal pembentukan Negara dinasti Turki Usmani. [24]
















BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa, tiga kerajaan Islam penting diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad 16: kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Shafawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Tiga Kerajaan penting tersebut tampak lebih memusatkan pandangan mereka pada tradisi demokratis Islam, dan membangun imperium absolute. Hampir setiap segi kehidupan umum dijalankan dengan ketepatan sistematis dan birokratis. Ketiga kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan Islam setelah runtuhnya Bani Abbasiyah. Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga kerajaan besar ini berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa Islam klasik, kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks.
B.      Saran
pemakalah berharap dengan adanya makalah ini pembaca dapat menggunakannya dengan baik, serta berguna bagi kedepannya. pemakalah juga mengharapkan masukan dari para pembaca, guna memperbaiki dan meminimalkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pemakalah.



DAFTAR FUSTAKA


Ahmad Syalabi, 1988, Sejarah dan Kebudayan Islam: Imperium Turki Usmani, Jakarta: Kalam Mulia
Badri Yatim, 2004, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hasjmy, 1993, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang Taufiqurrahman, 2003, Sejarah Politik Masyarakat Islam. Surabaya: Pustaka Islamika, ibid , Harun nasution, syed mamudunnasir,op
Hasan ibrahim hasan , sejarah dan kebudayaan islam


[1] Ahmad Syalabi, 1988,
[2] Ahmad Syalabi, 1988,
[3] Ahmad Syalabi, 1988,
[4] Ahmad Syalabi, 1988,
[5] Ibid.
[6] Syed mamudunnasir,op .hl 163.
[7] Harun nasution ,op, hal 82.
[8] , Jakarta: Kalam Mulia

[9] Badri Yatim, 2004,
[10] Sejarah Peradaban Islam
[11] Jakarta: Bulan Bintang Taufiqurrahman, 2003,
[12] Sejarah Kebudayaan Islam
[13] Sejarah dan Kebudayan Islam: Imperium Turki Usmani
[14] Sejarah dan Kebudayan Islam: Imperium Turki Usmani
[15] Surabaya: Pustaka Islamika
[16] Surabaya: Pustaka Islamika
[17] Sejarah Politik Masyarakat Islam
[18] Hasjmy, 1993, Sejarah Kebudayaan Islam
[19] Hasjmy, 1993, Sejarah Kebudayaan Islam
[20] Syed mahmudunnasir
[21] Surabaya: Pustaka Islamika
[22]  ibid
[23] Badri Yatim, 2004, Sejarah Peradaban Islam,
[24] Badri Yatim, 2004, Sejarah Peradaban Islam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar