Makalah
DIKBALIS
(DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS)
(DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS)
Makalah ini di
susun dalam rangka memenuhi tugas Metode Pembelajaran Al-Qur’an
Di
susun
O
L
E
H
Wahyuni
Prodi/unit : PAI / A
(
Dosen pembimbing :Sodikin, MA)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah
Putih Takengon
Aceh Tengah-Aceh
2013/2014
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “DIKBALIS (Dikte Baca Langsung Analisis) ”.
Selawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW,
yang telah menjadikan kita sebagai insan yang beradap dan berilmu pengetahuan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai ilmu
pengetahuan tentang Al- Qur’an yang semangkin berkembang dengan pesat, kritik
dan saran yang membangun masih sangat dibutuhkan untuk menghadapi kesuliatan
dan hambatan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini pemakalah menyampaikan rasa terima kasih kepada
dosen pembimbing bapak Sodikin, MA yang telah banyak membimbing kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Harapan yang paling berguna bagi kami adalah apabila dalam makalah ini
terdapat suatu kekhalifahan kami mohon maaf, karena makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Takengon, 25 oktober 2013
(pemakalah)
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar.........................................................................................
i
Daftar
isi....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah........................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.
Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN DIKBALIS (DIKTE BACA ANALISIS)
A.
Keutamaan Al-Qur’an..........................................................................
2
B.
Penerapan Metode Dikbalis..................................................................
4
1)
Dikte dan Baca.........................................................................
4
2)
Analisis.....................................................................................
5
3)
Metode dan Pendekatan Dikbalis............................................
6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...........................................................................................
8
B.
Saran.....................................................................................................
8
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran
adalah kalamullah (firman Allah) yang menjadi panduan hidup bagi manusia.
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan penerang bagi seluruh alam raya. Oleh sebab
itu, sudah seharusnya Al-Quran selalu berada di dalam hati setiap muslim dan
dibaca setiap hari serta diamalkan.
Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah
bersabda:
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an
bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang
mukmin yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak
berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah
raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik
yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya
pahit.” Muttafaqun `Alaihi.
B.
Rumusan
Masalah
Ø
Apa
keutamaan Al-Qur’an
Ø
Bagaimana
penerapan metode dikbalis
C.
Tujuan
penulisan
Dengan ditulisnya makalah ini semoga pembaca dapat
mengetahui serta memahami keutamaan Al-Qur’an itu sendiri serta cara mengamal
kan dan mengjarkannya melalui metode yang telah kami kami paparkan yaitu metode
dikbalis.
BAB II
PEMBAHASAN
DIKBALIS
(DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS)
A. Keutamaan Al-Qur’an
Setiap muslim wajib untuk selalu berinteraksi aktif
dengan Al Qur`an dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan
bertindak. Membaca Al Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi
dengannya. Dengan membaca Al-Qur’an akan menggairahkan maupun menghidupkan
kembali kegairahan kita dalam membaca Al Qur`an. Hal ini karena keutamaan
Al-Qur’an yang luar biasa banyaknya.
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda :
خير الناس من تعلم
القران و علمه
“Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al
Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.
Keutamaan yang lain adalah orang yang membaca
Al-Qur’an akan dikumpulkan bersama para malaikat. Sungguh beruntung
orang-orang yang dapat berkumpul bersama malaikat. Malaikat adalah makhluk
Allah yang bersih dari dosa. Mereka makhluk suci yang pekerjaannya hanya
mengabdi kepada Allah SWT.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah
bersabda :
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka ia
akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti,(baik suci) Dan
barang siapa membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat
(belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” (Imam
Muslim).
Begitu luar biasa keutamaan Al-Qur’an bagi pembacanya,
sehingga kita perlu juga mengajarkannya kepada santri TPQ. Dari Abu Umamah Al
Bahili berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al
Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi
ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R.
Muslim
.
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda: “Tidak boleh
seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal;
(Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia
mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang
yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infakkan sepanjang hari dan
malam.” Muttafaqun `Alaihi.
Jadi, Al-Qur’an memiliki kenikmatan yang tiada tara.
Selain itu, dari Abdullah bin Mas`ud berkata, Rasulullah : “Barangsiapa yang
membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan
satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak
mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam”
itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits
hasan shahih”. Jadi, pahala pembaca Al-Qur’an sangatlah berlipat-lipat. Ini penting
untuk diajarkan dan diamalkan.
Dari Muadz bin Anast, bahwa Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan
apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua
orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada
cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu
disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
Melihat hadis tersebut, dapat diketahui bahwa
Al-Qur’an tidak hanya untuk diri pembaca atau pengamalnya, tapi juga untuk
memuliakan orang tuanya. Sungguh bersyukur orang tua yang anaknya rajin membaca
dan mengamalkan Al-Qur’an. Untuk itu, orang tua harus sadar supaya dapat dan
terus memasukkan anaknya ke TPQ.
Menimbang begitu utamanya membaca dan mengamalkan
Al-Qur’an, maka Al-Qur’an itu perlu diajarkan secara maksimal di TPQ-TPQ.
Banyak metode yang digunakan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para santri.
Namun terkadang metode tersebut tidak efektif dan efisin sehingga santri tidak
lebih cepat dan tidak lebih paham. Untuk itu maka penulis mencoba metode yang
penulis dapat dari pengalaman mengajar santri TPQ.
B. Penerapan Metode Dikbalis
Dikbalis (Dikte Baca dan Analisis) merupakan satu
rangkaian metode yang dapat digunakan dalam membelajarkan Al-Qur’an. Terdapat
tiga komponen dalam rangkaian proses pembelajaran itu yaitu mendikte, membaca,
dan menganalisis.
1)
Dikte dan
Baca
Di dalam KBBI dikte adalah; yang diucapkan atau dibaca
keras-keras supaya ditulis orang lain; imla; -- latihan dikte
untuk belajar menulis tepat; -- sari dikte yg hanya menuliskan kata-kata
yg sulit; -- ulangan dikte untuk mengetahui kecakapan orang menuliskan
kata-kata yang sudah dipelajari ejaannya;
men·dik·te v 1 menyuruh orang menulis apa yang dibacakan atau dikatakan; 2 ki menyuruh berbuat dan menurut saja seperti yang dikatakannya (dengan tidak boleh membantah): jangan terus ~ , berikan kepadanya kebebasan berpikir.
men·dik·te·kan v 1 menyuruh menulis apa yg dibacakan atau diucapkan: guru itu ~ pelajaran biologi kepada siswanya; 2 memerintahkan; menyuruh kerjakan: komandan itu ~ apa yg harus dilakukan oleh para tawanan.
men·dik·te v 1 menyuruh orang menulis apa yang dibacakan atau dikatakan; 2 ki menyuruh berbuat dan menurut saja seperti yang dikatakannya (dengan tidak boleh membantah): jangan terus ~ , berikan kepadanya kebebasan berpikir.
men·dik·te·kan v 1 menyuruh menulis apa yg dibacakan atau diucapkan: guru itu ~ pelajaran biologi kepada siswanya; 2 memerintahkan; menyuruh kerjakan: komandan itu ~ apa yg harus dilakukan oleh para tawanan.
Berdasarkan pengertian dikte yang berasal dari makna
kamus itu, maka mendikte adalah proses membacakan dengan keras, pendengar
menulisnya. Jadi mendikte yang merupakan kesatuan Dikbalis adalah seorang guru
membacakan satu kata atau beberapa kata dengan keras untuk ditulis muridnya.
Dalam hal pengajaranAl-Qur’an untuk santri TPQ, santri menyimak baik-baik
pelafalan dari ustadz kemudian menulisnya di buku tulis.
Setelah kegiatan dikte, ustadz bersama dengan santri
langsung mengecek tulisan santri, sudah tepat atau belum. Kemudian ustadz
menuliskan hasil dikte yang tepat. Setelah itu, santri membaca dengan benar
tulisannya. Ustad gantian menyimak bacaan santri. Setelah itu, kegiatan
selanjutnya adalah menganalisis.
2)
Analisis
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan
Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai
berikut:
a)
Analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab
sebenarnya, dan sebagainya).
b)
Analisis
adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan bagian-bagian
tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat
dengan pemahaman secara keseluruhan.
c)
Analisis
adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah
secara seksama.
d)
Analisis
adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan
sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian
(pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e)
Analisis
adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya
berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang
prinsip-prinsip dasarnya.
Maka, analisis pada penerapan Dikbalis dilakukan
dengan menguraikan sesuatu yang sudah didikte dan dibaca tadi. Misal ada
kalimah: Min yaumin, maka selanjutnya dilakukan analisis bagaimana hukum
bacaannya
من يوم
Analisis dapat dilakukan sesuai tingkatan pelajaran.
Misalnya pada hukum bacaannya, tentang i’rob, maupun tafsirnya dan kandungannya
sebagai pelajaran hidup. Dengan demikian, kegiatan kontinyu dalam satu waktu
menghasilkan tujuan yang lebih cepat. Diharapkan melalui metode ini, siswa
dapat lebih cepat paham.
3)
Metode dan
Pendekatan Dikbalis
Metode merupakan tingkat penerapan teori-teori yang
ada pada tingkat pendekatan. Penerapan dilakukan dengan cara melakukan
pemulihan keterampilan khusus yang akan dibelajarkan, materi yang harus
diajarkan, dan sistematika urutannya. Metode mengacu pada pengertian
tahap-tahap secara prosedural dalam mengolah kegiatan belajar mengajar yang
dimulai dari merencanakan, melaksanakan sampai mengevaluasi. Penerapan metode
harus sesuai atau relevan dengan pendekatan yang dipilih karena metode
merupakan penerapan dari pendekatan (Haryadi:2006:7).
Pendekatan dari metode dikbalis adalah kesatuan
keterampilan proses. Di dalam pembelajaran, terdapat proses pembelajaran untuk
membentuk santri yang memiliki kepandaian membaca A-Qur’an. Proses itu meliputi
menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Metode dikbalis menuntut santri
untuk melaksanakan langkah-langkah positif untuk menuju kualitas santri yang
berhasil guna. Hal inilah yang akan mempercepat siswa paham akan materi.
Pembelajaran efektif pun dapat diamati dan terlaksana dengan nyata.
Suatu metode
dikatakan efektif apabila menimbulkan efek/dampak seperti apa yang diharapkan.
Di dalam KBBI, efektif memiliki arti 1 ada efeknya
(akibatnya,
pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tt obat); 3 dapat
membawa hasil; berhasil guna. Metode dikbalis dapat dirasakan langsung hasilnya
melalui proses yang pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
Dikbalis
juga merupakan metode yang inovatif. Inovatif berarti sesuatu yang memiliki
kebaruan. Dapat berupa hal baru, atau melanjutkan hal-hal yang telah ada untuk
dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Dikbalis yang sebenarnya hanyalah kesatuan
kegiatan dikte, baca, dan analisis merupakan pengembangan dari ketiga elemen
aktivitas pembelajaran tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan dari metode dikbalis adalah kesatuan
keterampilan proses. Di dalam pembelajaran, terdapat proses pembelajaran untuk
membentuk santri yang memiliki kepandaian membaca A-Qur’an. Proses itu meliputi
menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Metode dikbalis menuntut santri
untuk melaksanakan langkah-langkah positif untuk menuju kualitas santri yang
berhasil guna. Hal inilah yang akan mempercepat siswa paham akan materi.
Pembelajaran efektif pun dapat diamati dan terlaksana dengan nyata.
Dikbalis
juga merupakan metode yang inovatif. Inovatif berarti sesuatu yang memiliki
kebaruan. Dapat berupa hal baru, atau melanjutkan hal-hal yang telah ada untuk
dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Dikbalis yang sebenarnya hanyalah kesatuan
kegiatan dikte, baca, dan analisis merupakan pengembangan dari ketiga elemen
aktivitas pembelajaran tersebut.
B.
Saran
Diharapkan dengan metode dikbalis, santri dapat lebih
cepat membaca Al-Qur’an. Untuk selanjutnya melalui penerapan metode dikbalis,
santri dapat memahami Al-Qur’an. Hal ini karena keutamaan Al-Qur’an yang luar
biasa sehingga pelajaran Al-Qur’an menjadi paling pokok untuk dibelajarkan di
TPQ. Meski demikian, masih perlu dikembangkan metode lain yang lebih baik agar
tujuan yang diharapkan semakin inovatif dan efektif untuk membentuk generasi
Qur’ani yang Islami.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berasarkan CBSA. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Haryadi dan
Zamzani. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Depdikbud.
Rahim, Husni
et.all. 2000. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu. Jakarta:
Depag RI
Sugono,
Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa
http://arifahfaizah.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar