Selasa, 12 Desember 2017

DIKBALIS (DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS)

Makalah
DIKBALIS
(DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS)
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas Metode Pembelajaran Al-Qur’an
Di susun
O
L
E
H
Wahyuni
Prodi/unit : PAI / A
( Dosen pembimbing :Sodikin, MA)

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon
Aceh Tengah-Aceh
2013/2014

KATA  PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “DIKBALIS (Dikte Baca Langsung Analisis) ”.
Selawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW, yang telah menjadikan kita sebagai insan yang beradap dan berilmu pengetahuan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai ilmu pengetahuan tentang Al- Qur’an yang semangkin berkembang dengan pesat, kritik dan saran yang membangun masih sangat dibutuhkan untuk menghadapi kesuliatan dan hambatan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini pemakalah menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing bapak Sodikin, MA yang telah banyak membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.  Harapan yang paling berguna bagi kami adalah apabila dalam makalah ini terdapat suatu kekhalifahan kami mohon maaf, karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Takengon, 25 oktober 2013

(pemakalah)


DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah........................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN DIKBALIS (DIKTE BACA ANALISIS)
A.    Keutamaan Al-Qur’an.......................................................................... 2
B.     Penerapan Metode Dikbalis.................................................................. 4
1)      Dikte dan Baca......................................................................... 4
2)      Analisis..................................................................................... 5
3)      Metode dan Pendekatan Dikbalis............................................ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 8
B.     Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. iii








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Al-Quran adalah kalamullah (firman Allah) yang menjadi panduan hidup bagi manusia. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan penerang bagi seluruh alam raya. Oleh sebab itu, sudah seharusnya Al-Quran selalu berada di dalam hati setiap muslim dan dibaca setiap hari serta diamalkan.
Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda:
Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit.” Muttafaqun `Alaihi.

B.     Rumusan Masalah

Ø  Apa keutamaan Al-Qur’an
Ø  Bagaimana penerapan metode dikbalis

C.    Tujuan penulisan

Dengan ditulisnya makalah ini semoga pembaca dapat mengetahui serta memahami keutamaan Al-Qur’an itu sendiri serta cara mengamal kan dan mengjarkannya melalui metode yang telah kami kami paparkan yaitu metode dikbalis.


BAB II
PEMBAHASAN

DIKBALIS
(DIKTE BACA LANGSUNG ANALISIS)

A.    Keutamaan Al-Qur’an
Setiap muslim wajib untuk selalu berinteraksi aktif dengan Al Qur`an dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca Al Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya. Dengan membaca Al-Qur’an akan menggairahkan maupun menghidupkan kembali kegairahan kita dalam membaca Al Qur`an.  Hal ini karena keutamaan Al-Qur’an yang luar biasa banyaknya.
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda :
خير الناس من تعلم القران و علمه
Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.

Keutamaan yang lain adalah orang yang membaca Al-Qur’an akan dikumpulkan bersama para malaikat. Sungguh beruntung orang-orang yang dapat berkumpul bersama malaikat. Malaikat adalah makhluk Allah yang bersih dari dosa. Mereka makhluk suci yang pekerjaannya hanya mengabdi kepada Allah SWT.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda :
Orang yang mahir membaca Al-Qur’an  maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti,(baik suci) Dan barang siapa membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” (Imam Muslim).
Begitu luar biasa keutamaan Al-Qur’an bagi pembacanya, sehingga kita perlu juga mengajarkannya kepada santri TPQ. Dari Abu Umamah Al Bahili  berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim
.
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda: “Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infakkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun `Alaihi.
Jadi, Al-Qur’an memiliki kenikmatan yang tiada tara. Selain itu, dari Abdullah bin Mas`ud berkata, Rasulullah : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”. Jadi, pahala pembaca Al-Qur’an sangatlah berlipat-lipat. Ini penting untuk diajarkan dan diamalkan.

Dari Muadz bin Anast, bahwa Rasulullah bersabda :
Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
Melihat hadis tersebut, dapat diketahui bahwa Al-Qur’an tidak hanya untuk diri pembaca atau pengamalnya, tapi juga untuk memuliakan orang tuanya. Sungguh bersyukur orang tua yang anaknya rajin membaca dan mengamalkan Al-Qur’an. Untuk itu, orang tua harus sadar supaya dapat dan terus memasukkan anaknya ke TPQ.
Menimbang begitu utamanya membaca dan mengamalkan Al-Qur’an, maka Al-Qur’an itu perlu diajarkan secara maksimal di TPQ-TPQ. Banyak metode yang digunakan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para santri. Namun terkadang metode tersebut tidak efektif dan efisin sehingga santri tidak lebih cepat dan tidak lebih paham. Untuk itu maka penulis mencoba metode yang penulis dapat dari pengalaman mengajar santri TPQ.

B. Penerapan Metode Dikbalis

Dikbalis (Dikte Baca dan Analisis) merupakan satu rangkaian metode yang dapat digunakan dalam membelajarkan Al-Qur’an. Terdapat tiga komponen dalam rangkaian proses pembelajaran itu yaitu mendikte, membaca, dan menganalisis.

1)      Dikte dan Baca

Di dalam KBBI dikte adalah; yang diucapkan atau dibaca keras-keras supaya ditulis orang lain; imla;  -- latihan dikte untuk belajar menulis tepat; -- sari dikte yg hanya menuliskan kata-kata yg sulit; -- ulangan dikte untuk mengetahui kecakapan orang menuliskan kata-kata yang sudah dipelajari ejaannya;
men·dik·te v 1 menyuruh orang menulis apa yang dibacakan atau dikatakan; 2 ki menyuruh berbuat dan menurut saja seperti yang dikatakannya (dengan tidak boleh membantah): jangan terus ~ , berikan kepadanya kebebasan berpikir.
men·dik·te·kan v 1 menyuruh menulis apa yg dibacakan atau diucapkan: guru itu ~ pelajaran biologi kepada siswanya; 2 memerintahkan; menyuruh kerjakan: komandan itu ~ apa yg harus dilakukan oleh para tawanan.
Berdasarkan pengertian dikte yang berasal dari makna kamus itu, maka mendikte adalah proses membacakan dengan keras, pendengar menulisnya. Jadi mendikte yang merupakan kesatuan Dikbalis adalah seorang guru membacakan satu kata atau beberapa kata dengan keras untuk ditulis muridnya. Dalam hal pengajaranAl-Qur’an untuk santri TPQ, santri menyimak baik-baik pelafalan dari ustadz kemudian menulisnya di buku tulis.
Setelah kegiatan dikte, ustadz bersama dengan santri langsung mengecek tulisan santri, sudah tepat atau belum. Kemudian ustadz menuliskan hasil dikte yang tepat. Setelah itu, santri membaca dengan benar tulisannya. Ustad gantian menyimak bacaan santri. Setelah itu, kegiatan selanjutnya adalah menganalisis.

2)      Analisis

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:

a)      Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b)      Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.
c)      Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara seksama.
d)     Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e)      Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
Maka, analisis pada penerapan Dikbalis dilakukan dengan menguraikan sesuatu yang sudah didikte dan dibaca tadi. Misal ada kalimah: Min yaumin, maka selanjutnya dilakukan analisis bagaimana hukum bacaannya
من يوم
Analisis dapat dilakukan sesuai tingkatan pelajaran. Misalnya pada hukum bacaannya, tentang i’rob, maupun tafsirnya dan kandungannya sebagai pelajaran hidup. Dengan demikian, kegiatan kontinyu dalam satu waktu menghasilkan tujuan yang lebih cepat. Diharapkan melalui metode ini, siswa dapat lebih cepat paham.

3)      Metode dan Pendekatan Dikbalis

Metode merupakan tingkat penerapan teori-teori yang ada pada tingkat pendekatan. Penerapan dilakukan dengan cara melakukan pemulihan keterampilan khusus yang akan dibelajarkan, materi yang harus diajarkan, dan sistematika urutannya. Metode mengacu pada pengertian tahap-tahap secara prosedural dalam mengolah kegiatan belajar mengajar yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan sampai mengevaluasi. Penerapan metode harus sesuai atau relevan dengan pendekatan yang dipilih karena metode merupakan penerapan dari pendekatan (Haryadi:2006:7).
Pendekatan dari metode dikbalis adalah kesatuan keterampilan proses. Di dalam pembelajaran, terdapat proses pembelajaran untuk membentuk santri yang memiliki kepandaian membaca A-Qur’an. Proses itu meliputi menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Metode dikbalis menuntut santri untuk melaksanakan langkah-langkah positif untuk menuju kualitas santri yang berhasil guna. Hal inilah yang akan mempercepat siswa paham akan materi. Pembelajaran efektif pun dapat diamati dan terlaksana dengan nyata.
Suatu metode dikatakan efektif apabila menimbulkan efek/dampak seperti apa yang diharapkan. Di dalam KBBI, efektif memiliki arti 1 ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tt obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna. Metode dikbalis dapat dirasakan langsung hasilnya melalui proses yang pembelajaran yang berlangsung di dalamnya.
Dikbalis juga merupakan metode yang inovatif. Inovatif berarti sesuatu yang memiliki kebaruan. Dapat berupa hal baru, atau melanjutkan hal-hal yang telah ada untuk dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Dikbalis yang sebenarnya hanyalah kesatuan kegiatan dikte, baca, dan analisis merupakan pengembangan dari ketiga elemen aktivitas pembelajaran tersebut.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendekatan dari metode dikbalis adalah kesatuan keterampilan proses. Di dalam pembelajaran, terdapat proses pembelajaran untuk membentuk santri yang memiliki kepandaian membaca A-Qur’an. Proses itu meliputi menyimak, menulis, membaca, dan berbicara. Metode dikbalis menuntut santri untuk melaksanakan langkah-langkah positif untuk menuju kualitas santri yang berhasil guna. Hal inilah yang akan mempercepat siswa paham akan materi. Pembelajaran efektif pun dapat diamati dan terlaksana dengan nyata.
Dikbalis juga merupakan metode yang inovatif. Inovatif berarti sesuatu yang memiliki kebaruan. Dapat berupa hal baru, atau melanjutkan hal-hal yang telah ada untuk dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Dikbalis yang sebenarnya hanyalah kesatuan kegiatan dikte, baca, dan analisis merupakan pengembangan dari ketiga elemen aktivitas pembelajaran tersebut.

B.     Saran

Diharapkan dengan metode dikbalis, santri dapat lebih cepat membaca Al-Qur’an. Untuk selanjutnya melalui penerapan metode dikbalis, santri dapat memahami Al-Qur’an. Hal ini karena keutamaan Al-Qur’an yang luar biasa sehingga pelajaran Al-Qur’an menjadi paling pokok untuk dibelajarkan di TPQ. Meski demikian, masih perlu dikembangkan metode lain yang lebih baik agar tujuan yang diharapkan semakin inovatif dan efektif untuk membentuk generasi Qur’ani yang Islami.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Haryadi dan Zamzani. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Depdikbud.
Rahim, Husni et.all. 2000. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu. Jakarta: Depag RI
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa
http://arifahfaizah.blogspot.com/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar