IMLA’
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
: Siti
Rahmah
Prodi/Unit : PAI /A
Semester : 1 (Satu )
Dosen Pengampu : Sodikin, M.A
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
GAJAH PUTIH TAKENGON ACEH TENGAH, ACEH
2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis mengucapkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, makalah
ini berjudul “ IMLA ”.
Selanjutnya shalawat teriring salam senantiasa di alamatkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kejahilan ke
alam yang berpengetahuan.
Makalah ini di susun untuk
menyelesaikan studi pada jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama pada STAIN Gajah Putih Takengon Aceh
Tengah, Aceh penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat setiap
mahasiswa dalam menyelesaikan mata kulyah, Metode
pembelajaran Al-Qur’an namun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, namun demikian berkat bantuan dan bimbingan Bapak dan Ibu Dosen
yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasehat sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Akhirnya penulis
menyerahkan diri kepada Allah SWT sehingga Makalah ini dapat
dilanjutkan dan dengan rahmat serta hidayah-Nya kiranya makalah ini merupakan
karya yang diridhoi-Nya Amin Ya Rabbal’alamin.
Takengon, ………………2013
M
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan....................................................................... 2
BAB II LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian Imla’........................................................................ 3
B.
Cara aplikasi Imla’dalam pembelajaran dan pengajaran........... 4
C.
Tujuan Imla’ ............................................................................. 5
D.
Contoh Imla’............................................................................. 5
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada
dua konsep kependidikan yang berkaitan dengan yang lainnya, yaitu belajar
(learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak
peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Kedua konsep
ini akan terjadi interaksi sehingga apa yang diharapkan oleh pendidik akan
berhasil.Pendidikan agama adalah merupakan pondasi dasar yang harus diajarkan
dan diterima anak didik untuk diamalkan dalam kehidupannya. Begitu juga
dipendidikan umum, mereka harus menguasai agar tak tertinggal oleh yang lain.
Sebagai lembaga pendidikan, institusi sekolah harus dapat menyeimbangkan kedua
pengetahuan tersebut agar dapat diterima oleh anak didik. Juga tak lupa peran
serta orang tua untuk memotivasi (mendorong) anaknya untuk mau belajar.
Keluarga adalah madrasah (sekolah)
pertama bagi anak, dimana anak akan menyerap dan mencontoh setiap gerakan orang
tuanya. Dan jalur pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan. Dengan demikian sekolah
merupakan pembinaan yang telah diletakkan dasar-dasarnya melalui pendidikan
keluarga, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan
dan tanggung jawab yang tidak sederhana dalam pelaksanaan tugasnya apalagi di
zaman era globalisasi saat ini
B. Rumusan masalah
·
Bagaimana cara kita agar dapat membaca Al-qur’an ?
·
Bagaimana cara kita agar dapat menulis tulisan Al-qur’an ?
·
Bagaimana cara kita agar dapat menghafal Al- qur’an ?
C. Tujuan
·
Agar santri dapat membaca Al-qur’an
·
Agar santri dapat menulis huruf hijjaiyah dengan baik dan
benar
·
Agar santri dapat menghafal Al- qur’an
·
Dan menambah ingatan seorang santri sehingga mudah dalam
menghapal dan membaca Al-qur’an.
BAB
II
PEMBAHASAN
ILMLA’
A.
Pengertian Imla’
Kata imla
berasal dari kata bahasa Arab yaitu : امـلا – يـمـلا – امـلاء yang
artinya dikte. Imla’ memanjangkan ( Ainurrafiq Dawam, Dr, M.Ag. Ahmad Taarifin
MA, Manajemen Berbasis Pesantren ). Biasanya penyampaiannya dalam bentuk huruf
Al Qur'an yang diucapkan oleh guru kepada siswa, kemudian siswa menulisnya ke
dalam buku tulis ataupun papan tulis sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
guru. Kendala yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ini adalah dalam
penulisan, ini disebabkan kurangnya pemahaman huruf Al Qur'an sebagai dasar
pengetahuan pelajaran imla. Yang dimaksud dengan huruf Al Qur'an di sini adalah
huruf hijaiyah yang dimulai dari huruf alif ﺍ)( )sampai ya(ي). Kekeliruan yang sering terjadi dalam hal
penulisan, disebabkan karena siswa tidak dapat membedakan anatar satu huruf
dengan huruf yang lain, konsonan dan vokal yang ada dalam bahasa Arab. . Jika
dalam penulisannya keliru apa yang dihendaki oleh guru, tentunya akan
berpengaruh kepada hafalan siswa. Pada hal tujuan tulisan adalah untuk
memudahkan kita membaca secara tepat. Jika menulisnya secara keliru, maka
bagaimana kita bisa membaca secara tepat.
Dari segi
istilah Imla’ adalah Imla’ atau dikte adalah suatu cara menyajikan pelajaran
dengan menyuruh peserta didik apa-apa yang dikatakan guru. Alat penyajian bahan
yang digunakan guru dalam metode ini adalah bahasa lisan. Sedangkan alat peserta
didik yang terutama dalam menyalin bahan pelajaran ialah berupa alat tulis
dengan perhatian mendengarkan guru.
Kaedah imla’ berlaku selepas kertas dan
tulisan dihasilkan yaitu selepas kaedah hafalan diutamakan. Kaedah ini
memerlukan murid-murid menulis apa yang direncanakan kepadanya. Bagi imla’ ,
guru mengatur setiap perkataan yang diungkapkannya sedang murid-murid mencatat
setiap prkataan yang didengarnya. Dalam sejarah Islam Imla’ bergandingan dengan
ijtihad. Guru-guru memberi imla’ kepada murid-muridnya tentang pemikiran dan
kerja ilmiahnya.Keadah imla’ hilangdalam pendidikanislam apabila ijtihad dalam
fikh dihentikan pada abad ke-4 hijrah, dan kaedah membaca pula berkembang.
Dalam abad ke-8 Hijrah imla’ dihidupkan semula oleh al – Hafiz Abdul Fadzel al
–Iraqy yang meninggal pada tahun 795 Hijrah. Dalam abad ke- 9. Ibnu Hajar
menggunakan imla’ dalam lebih daripada seribu majlis.
B. Cara aplikasi langkah imla’ dalam
pengajaran dan pembelajaran
1. Guru memastikan murid-murid sudah bersedia untuk mendengar dan mencatatkan rencana.
2. Guru menyebut atau membaca teks yang disediakan . Semua murid mendengar dengan teliti teks itu untuk mendapat kefahaman bagi keseluruhannya.
3. Guru merencanakan teks dengan jelas dan fasih mengikut kadar kepantasan yang boleh diterima oleh murid.
4. Guru berusaha merencana dengan intonasi, nada suara mengikut tempat berhenti yang betul dan boleh difahami oleh murid.
5. Rencana ini diulangi oleh guru sekali atau dua kali mengikut kecerdasan murid.
6. Murid diminta menulis rencana itu dengan tulisan yang baik supaya mudah dibaca semula oleh mereka.
7. Jika didapati ada perkataan yang sukar, guru menuliskannya di papan tulis bagi disalin oleh murid.
8. Hasil kerja murid diperiksa oleh guru dengan teliti dari segi ejaan, tulisan dan struktur bahasanya supaya hasil mereka benar-benar betul.
1. Guru memastikan murid-murid sudah bersedia untuk mendengar dan mencatatkan rencana.
2. Guru menyebut atau membaca teks yang disediakan . Semua murid mendengar dengan teliti teks itu untuk mendapat kefahaman bagi keseluruhannya.
3. Guru merencanakan teks dengan jelas dan fasih mengikut kadar kepantasan yang boleh diterima oleh murid.
4. Guru berusaha merencana dengan intonasi, nada suara mengikut tempat berhenti yang betul dan boleh difahami oleh murid.
5. Rencana ini diulangi oleh guru sekali atau dua kali mengikut kecerdasan murid.
6. Murid diminta menulis rencana itu dengan tulisan yang baik supaya mudah dibaca semula oleh mereka.
7. Jika didapati ada perkataan yang sukar, guru menuliskannya di papan tulis bagi disalin oleh murid.
8. Hasil kerja murid diperiksa oleh guru dengan teliti dari segi ejaan, tulisan dan struktur bahasanya supaya hasil mereka benar-benar betul.
C. Tujuan Imla’
1. Dapat mengukuhkan daya ingatan murid.
2. Dapat menajamkan kemahiran pendengaran murid.
3. Dapat memudahkan dalam proses menghafaz ayat al-Quran.
1. Dapat mengukuhkan daya ingatan murid.
2. Dapat menajamkan kemahiran pendengaran murid.
3. Dapat memudahkan dalam proses menghafaz ayat al-Quran.
4.
Murid –murid dapat menajamkan kemahiran pendengaran.
5. Murid-murid dapat kemahiran menulis.
5. Murid-murid dapat kemahiran menulis.
6. Dapat mengumpulkan ayat-ayat
al-Quran, hadis dan fakta-fakta penting dalam bidang ilmu tertentu.
D. Contoh Imla’.
Guru memastikan murid-murid sudah
bersedia untuk mendengar dan mencatatkan
rencana. Guru menyebut atau membaca teks yang disediakan . Semua murid
mendengar dengan teli.ti teks itu untuk mendapat kefahaman bagi keseluruhannya.
Guru merencanakan teks dengan jelas dan fasih mengikut kadar kepantasan yang
boleh diterima oleh murid. Guru berusaha merencana dengan intonasi, nada suara
mengikut tempat berhenti yang betul dan boleh difahami oleh murid. Rencana ini
diulangi oleh guru sekali atau dua kali mengikut kecerdasan murid. Murid
diminta menulis rencana itu dengan tulisan yang baik supaya mudah dibaca semula
oleh mereka. Jika didapati ada perkataan yang sukar, guru menuliskannya di
papan tulis bagi disalin oleh murid. Hasil kerja murid diperiksa oleh guru
dengan teliti dari segi ejaan, tulisan dan struktur bahasanya supaya hasil
mereka benar-benar betul.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode Imla’ atau dikte adalah
suatucara menyajikan pelajaran dengan menyuruh peserta didik apa-apa yang
dikatakan guru. Alat penyajian bahan yang digunakan guru dalam metode ini adalah
bahasa lisan. Sedangkan alat peserta didik yang terutama dalam menyalin bahan
pelajaran ialah berupa alat tulis dengan perhatian mendengarkan gurru. Dengan
metode ini para murid atau santri dapat menulis hurufhijjaiyah dengan benar dan
dengan ini pula murid atau santri dapat membaca Al-qur’an.
Murid menyalin ayat yang hendak dihafaz dua atau tiga kali
bergantung kepada panjang atau pendek ayat itu.
Semasa menyalin ayat itu murid-murid dikehendaki mengingati ayat
tersebut. Kombinasi di antara menulis
dan membaca ini boleh mengukuhkan ingatan mengenai ayat al-Quran yang hendak
dihafaz itu. Dengan demikian secara tidak langsung para murid dan santri dapat
menghapal Al- qur,an.
B.
Saran
Demikianlah
laporan ini yang kami tulis dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan karena
keterbatasan ilmu yang penulis ketahui. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terhadap laporan praktikum ibadah
yang kami buat. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini, sekalipun banyak kekurangan, ada manfaat
dan barokahnya bagi kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar