METODE MENGHAFAL AL- QUR’AN WAHDAH
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama :
Sanimarjana
Prodi/Unit : PAI /A
Semester : 1 (Satu )
Dosen Pengampu : Sodikin, M.A
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
GAJAH PUTIH TAKENGON ACEH TENGAH, ACEH
2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, penulis mengucapkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, makalah
ini berjudul “ Metode Menghafal
Al-qur’an wahdah ”. Selanjutnya shalawat teriring salam senantiasa di
alamatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari alam kejahilan ke alam yang berpengetahuan.
Makalah ini di susun untuk
menyelesaikan studi pada jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama pada STAIN Gajah Putih Takengon Aceh
Tengah, Aceh penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat setiap
mahasiswa dalam menyelesaikan mata kulyah, Metode
pembelajaran Al-Qur’an namun dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, namun demikian berkat bantuan dan bimbingan Bapak dan Ibu Dosen
yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasehat sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Akhirnya penulis
menyerahkan diri kepada Allah SWT sehingga Makalah ini dapat
dilanjutkan dan dengan rahmat serta hidayah-Nya kiranya makalah ini merupakan
karya yang diridhoi-Nya Amin Ya Rabbal’alamin.
Takengon, ………………2013
M
Penulis
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan....................................................................... 2
BAB II LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian wahdah ................................................................... 3
B.
Pengenalan................................................................................ 3
C.
Panduan Mengajar
Kaidah Hattawiyah................................... 4
D.
Tekhnik pengajaran Al-qur,an kaedah
Hattawiyah.................. 8
BAB III KESIMPULAN
A.
Kesimpulan .......................................................................... 10
B.
Saran .................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Quran ialah kalam Allah yang
bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul Muhammad
SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir, membacanya terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak
kebenarannya. Kebenaran Al-Quran dan keterpeliharaannya sampai saat ini justru
semakin terbukti. Al-Quran telah memberikan penegasan terhadap kebenaran dan
keterpeliharaannya. Meskipun diyakini bahwa Al-Quran dipelihara Allah SWT,
namun hendaknya kita kaum muslim jangan terpaku pada penafsiran secara harfiyah
sehingga tidak melakukan usaha apa-apa. Oleh karena itu salah satu cara untuk
menjaga kemurnian Al-Quran adalah dengan menghafalnya, hal ini biasanya disebut
dengan tahfidz al-Quran yaitu dengan cara membuka hati orang-orang yang
dikehendakinya untuk menghafal Al-Quran sebagai usaha untuk menjadi orang-orang
pilihan dan yang diamanati untuk menjaga dan memelihara kemurnian Al-Quran. Pesantren
Tahfidz Daarul Quran Internasional, didirikan oleh al-muhtarom KH. Yusuf
Mansur dengan tujuan untuk mencetak generasi-generasi Qurani yang berwawasan
dan berdaya saing global, berusaha untuk menjadi salah satu lembaga yang
konsisten dalam menjaga kelestarian Al-Quran. Maka dari itu, dibuatlah berbagai
metode menghafal untuk para santri maupun kalangan umum agar lebih mempermudah
dalam menghafal. Salah satu metode yang paling terkenal dan sudah popular
adalah one day one ayat.
B.
Rumusan Masalah
Ø Bagamanakah metode menghafal Al-qur’an
wahdah ?
Ø Bagaimanakah langkah-langkah dalam
menghafal Al-qur’an wahdah ?
Ø Apakah tujuan metode menghafal Al-
qur’an wahdah ?
Ø Bagaimanakah contoh metode menghafal
Al- qur’an wahdah ?
C.
Tujuan Pembahasan
Ø Untuk mengetahui apakah metode
wahdah
Ø Untuk mengembangkan aspek kognitif
Ø Membantu mempermudah dalam
meningkatkan hafalan Al-qura’an
BAB II
PEMBAHASAN
MERODE MENGHAFAL AL-QUR’AN WAHDAH
A.
Pengertian wahdah
Yang dimaksud dengan metode ini,
yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat yang hendak dihafalnya. Untuk
mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua
puluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam
bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang
dihafalkannya bukan saja dalam bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar
membentuk gerak refleks pada lisannya.
B.
Langkah- langkah atau strategi
Untuk membantu mempermudah terhadap
ayat-ayat yang sudah dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang baik.
Strategi itu antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Strategi Pengulangan Ganda.
Untuk
mencapai tingkat hafalan yang baik, tidak cukup dengan sekali proses. Maka
dibutuhkan pengulangan-pengulangan terhadap ayat yang sedang dihafalnya.
Umpamanya, jika pada waktu pagi hari telah mendapatkan hafalan satu halaman
maka untuk mencapai tingkat kemapanan hafalan yang mantap, perlu pada sore
harinya diulang kembali menghafalnya satu per satu ayat yang telah dihafalnya
di pagi hari. Dan bisa juga diulang ketika shalat sendiri, misalnya pada waktu
shalat sunnat.
b.
Tidak
Beralih Pada Ayat Berikutnya Sebelum Ayat Yang Sedang Dihafal Benar-Benar Hafal
Pada
umumnya kecenderungan seseorang dalam menghafal Al-Quran ialah cepat-cepat
selesai, atau cepat mendapat sebanyak-banyaknya. Hal ini menyebabkan proses
menghafal itu sendiri menjadi tidak konstan, atau tidak stabil dan justru akan
menambah beban terhadap hafalan karena banyaknya hafalan yang belum lancar.
Oleh karena itu, hendaknya penghafal tidak beralih kepada ayat lain sebelum dapat
menyelesaikan ayat-ayat yang sedang dihafalnya.
c. Menghafal
Urutan-Urutan Ayat Yang Dihafal
Untuk mempermudah proses ini, maka memakai
Al-Quran yang biasa disebut dengan al-Quran pojok akan sangat membantu. Jenis
mushaf Al-Quran ini mempunyai ciri-ciri:
1. Setiap
juz terdiri dari sepuluh lembar (20 halaman)
2. Pada setiap muka/halaman diawali dengan awal ayat, dan
diakhiri dengan akhir ayat. Dengan menggunakan mushaf seperti ini, maka
penghafal akan lebih mudah membagi-bagi sejumlah ayat dalam rangka menghafal
rangkaian ayat-ayatnya.
Menggunakan
Satu Jenis Mushaf
Di antara strategi menghafal yang banyak
membantu proses menghafal Al-Quran ialah menggunakan satu jenis mushaf. Hal ini
perlu diperhatikan, karena bergantinya penggunaan satu mushaf kepada mushaf
yang lain akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.
d.
Memahami (Pengertian) Ayat-Ayat Yang
Dihafalnya
Dengan
mengerti akan arti/makna dari ayat yang dihafal akan mempermudah dalam proses
menghafalnya.
e.
Memperhatikan Ayat-Ayat Yang Serupa
Banyak sekali ayat yang serupa/mirip di
dalam Al-Quran, sehingga penghafal harus jeli dan teliti terhadap ayat yang
dihafal. Di dalam juz satu misalnya ada ayat yang persis dengan ayat juz 28.
Sehingga kalau para penghafal tidak jeli, maka bisa jadi ketika membaca juz
satu malah loncat ke juz 28.
f.
Disetorkan Pada Seorang
Pembina/Musyrif
Materi yang sudah dihafal hendaknya
diperdengarkan (disimak) kepada orang lain, dalam hal ini kepada para ustadz
yang ahli, karena itu jangan mempercayai diri sendiri karena kerap kali sering
salah.
C. Tujuan metode wahdah
metode
wahdah yaitu santri menghafal satu persatu ayat yang akan dihafal, untuk
mencapai hafalan awal setiap ayat biasa dibaca sebanyak sepuluh kali, dua puluh
kali atau lebih sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya yang
akhirnya hafalan itu pun dapat terbentuk. Yang paling utama sekali adalah memudahkan
sntri dalm menghafal kan ayat-ayat Al- qur;an. Karena dalam penghafalan ini
memiliki langkah yang sangat praktis.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode wahdah adalah menghafal satu persatu terhadap ayat yang
hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca
sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu
membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu
mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam bayangannya, akan
tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada lisannya.
B.
Saran
Saran
Dengan penuh kesadaran dengan segala kekurangan dalam kata-kata, dalam
penulisan, kaidah-kaidah dan lain sebagainya, kami memohon maaf kepada pembaca
umumnya dan kami berharap besar untuk keikut-sertaannya dengan bentuk saran dan
kritik yang membangun dalam rangka membimbing kami untuk mengenali cara
penulisan seperti apa yang benar dan lain sebagainya. Semoga dengan partisipasi
pembaca, kami bisa belajar dari kesalahan.
Al-Qur’an dan Terjemah, ( Tangerang
: Tiga serangkai. 2007)
Al
–imam Badrudin bin Muhammad bin Abdullah Az-zarkasyi dalam kitab Fil burhan
Fi ulumil Qur,an Juz 1 halaman 539
H.M.Arifin dkk. Dasar-Dasar Pendidikan (
Jakarta: Ditjen Binbaga Islam. 1997) h.113
Imam Jalaludin As-sayuti Dan Imam Jalaludin Al-Mahali,
Tafsir Jalalain juz (Bairut: Dar Khair 2003)27, surat ke 32 h529
Pupuh
Faturahman. keunggulan pendidikan pesantren terpadu Abad XXI.(Bandung:Tunas
Nusantara, 2000)hal. 58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar